Dampak Tarif Baru AS: Peluang untuk Kesadaran Ekonomi Global

Diedit oleh: Татьяна Гуринович

Pada 1 Agustus 2025, Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif baru pada impor dari beberapa negara, dengan tarif antara 10% hingga 41%. Tarif ini mencakup 25% untuk ekspor India, 20% untuk barang Taiwan, 30% untuk produk Afrika Selatan, dan peningkatan tarif ekspor Kanada dari 25% menjadi 35%. Pengumuman ini menyebabkan penurunan moderat di pasar saham Asia dan futures saham AS.

Reaksi pasar yang terbatas mungkin disebabkan oleh kesepakatan perdagangan baru-baru ini dengan Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, dan penundaan 90 hari untuk Meksiko, serta pembicaraan perdagangan yang sedang berlangsung dengan China. Namun, para ekonom mengungkapkan kekhawatiran tentang tekanan inflasi, penurunan margin laba perusahaan, dan gangguan rantai pasokan. Beberapa berpendapat bahwa tarif ini mungkin akhirnya dapat dinegosiasikan, sementara yang lain melihatnya sebagai sinyal pergeseran menuju sistem perdagangan global yang lebih tidak pasti dan terfragmentasi. Meskipun langkah ini memberikan leverage politik, para ahli keuangan memperkirakan keuntungan ekonomi yang minimal dan peningkatan volatilitas pasar. Secara keseluruhan, tarif ini menandai kelanjutan dari kebijakan perdagangan agresif Trump, yang memicu sentimen investor yang hati-hati dan kekhawatiran tentang stabilitas perdagangan global jangka panjang.

Selain itu, harga minyak stabil setelah penurunan lebih dari 1% pada sesi sebelumnya, karena investor mempertimbangkan dampak tarif AS yang baru terhadap pasokan minyak Rusia. Minyak Brent sedikit naik menjadi $71,74 per barel, dan West Texas Intermediate (WTI) AS sedikit meningkat menjadi $69,27. Meskipun penurunan baru-baru ini, kedua patokan tersebut diproyeksikan untuk mendapatkan keuntungan mingguan—Brent sebesar 4,9% dan WTI sebesar 6,4%. Pasar bereaksi terhadap perintah eksekutif Presiden Trump, yang berlaku mulai 1 Agustus, yang memberlakukan tarif antara 10% hingga 41% pada impor dari berbagai negara, termasuk Kanada, India, dan Taiwan, karena kegagalan menyelesaikan kesepakatan perdagangan. Para analis memperingatkan bahwa tarif ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan harga dan mengurangi permintaan minyak. Secara bersamaan, harga minyak mendapat dukungan dari ancaman Trump terhadap tarif sekunder 100% pada negara-negara seperti China dan India jika mereka terus membeli minyak mentah Rusia. Ancaman ini dapat mempengaruhi hingga 2,75 juta barel per hari ekspor minyak Rusia, yang dapat memperketat pasokan global. Namun, para analis memperingatkan bahwa sanksi penuh terhadap Rusia, sebagai eksportir utama, dapat menyebabkan lonjakan harga minyak.

Reaksi terhadap tarif baru ini beragam. Beberapa negara berhasil menegosiasikan tarif yang lebih rendah sebelum tenggat waktu 1 Agustus, sementara yang lain gagal mencapai kesepakatan yang menguntungkan. Tarif baru ini sekarang dijadwalkan mulai berlaku pada 7 Agustus, setelah penundaan mendadak. Sementara itu, pasar keuangan bereaksi negatif: Wall Street mengalami penurunan signifikan di tengah laporan pertumbuhan pekerjaan yang lemah—hanya 73.000 pekerjaan yang ditambahkan pada Juli—dan ketidakpastian ekonomi yang meningkat. Trump menyalahkan Komisaris Statistik Tenaga Kerja Erika McEntarfer atas laporan pekerjaan yang buruk dan berencana menggantinya. Dia juga mengkritik Ketua Federal Reserve Jerome Powell karena tidak memotong suku bunga dan menyarankan dewan The Fed untuk mengambil alih otoritasnya.

Di tingkat internasional, protes meletus atas kekacauan distribusi bantuan di Gaza saat utusan Trump mengunjungi. Sementara itu, Partai Demokrat meluncurkan kampanye nasional melawan anggaran Republik yang tidak populer, memperburuk perpecahan politik menjelang pemilu 2026. Secara keseluruhan, tarif baru AS menimbulkan ketidakpastian ekonomi global dan menyoroti perlunya kesadaran dan tanggung jawab yang lebih besar dalam keputusan ekonomi kita.

Sumber-sumber

  • Clarin

  • The Latest: US trade partners around the world react to Trump's new tariffs

  • Oil steadies as concerns about tariff impacts vie with Russian supply threats

  • Trump tariffs live updates: President signs executive order

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.