Pemerintah Jerman sedang mengkaji reformasi besar-besaran pada dinas militer untuk memperkuat Bundeswehr dan memenuhi komitmen NATO, menyusul perubahan lanskap keamanan Eropa pasca-invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.
Menteri Pertahanan Boris Pistorius mengusulkan model dinas militer sukarela baru yang diharapkan berlaku mulai 1 Januari 2026. Model ini mewajibkan semua pria berusia 18 tahun menerima surat dari Bundeswehr berisi kuesioner kesediaan bertugas, sementara wanita akan berpartisipasi secara sukarela. Durasi dinas minimal adalah enam bulan, dengan kemungkinan pengenalan kembali wajib militer jika sukarelawan tidak mencukupi, yang keputusannya memerlukan persetujuan Bundestag. Namun, kritikus seperti Norbert Röttgen dari CDU/CSU menyuarakan kekhawatiran mengenai kurangnya target dan kerangka waktu yang jelas dalam undang-undang tersebut, yang menyulitkan pelacakan kemajuan. Kendala lain adalah undang-undang perlindungan data yang ketat, yang menghambat Bundeswehr menghubungi hampir satu juta potensi cadangan, padahal tujuannya adalah meningkatkan jumlah cadangan dari 60.000 menjadi 200.000 pada 2035 dan pasukan profesional dari 182.000 menjadi 260.000. Jerman berambisi menjadi kekuatan militer konvensional terkuat di Eropa, sejalan dengan visi Kanselir Friedrich Merz untuk kemandirian strategis Eropa, namun keberhasilan reformasi ini bergantung pada kemampuan menarik sukarelawan yang cukup dan mengatasi hambatan hukum serta logistik.