Google mengumumkan kemitraan strategis dengan Energy Dome, perusahaan penyimpanan energi asal Italia, pada Juli 2025. Kolaborasi ini bertujuan untuk menerapkan teknologi "CO2 Battery" milik Energy Dome, yang menggunakan karbon dioksida terkompresi dan cair untuk menyimpan serta mendistribusikan energi. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Google untuk mencapai target operasi 24/7 bebas karbon pada tahun 2030.
Teknologi CO2 Battery dirancang untuk penyimpanan energi jangka panjang, mampu menyediakan pasokan energi selama 8 hingga 24 jam, yang krusial untuk meningkatkan keandalan sumber energi terbarukan yang bersifat intermiten. Energy Dome telah membuktikan kelayakan teknologinya melalui pabrik komersialnya di Sardinia, Italia, yang memiliki kapasitas 20 megawatt dan 200 megawatt-jam, dan telah beroperasi selama lebih dari tiga tahun. Teknologi ini menggunakan siklus termomekanis tertutup, di mana karbon dioksida dikompresi menjadi cair saat ada kelebihan energi, dan kemudian diuapkan kembali untuk memutar turbin guna menghasilkan listrik saat dibutuhkan. Proses ini diklaim lebih hemat biaya dibandingkan baterai lithium-ion dan tidak menggunakan bahan baku langka. Kemitraan ini juga bertujuan untuk mempercepat adopsi solusi penyimpanan energi jangka panjang secara global, mendukung ketahanan jaringan listrik, dan menyediakan akses listrik yang andal dan terjangkau seiring meningkatnya integrasi energi terbarukan.