Pada Sabtu, 9 Agustus 2025, Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, bertemu dengan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, di Ibiza, Spanyol. Pertemuan ini berfokus pada perancangan rencana perdamaian komprehensif untuk mengakhiri perang di Gaza dan memfasilitasi pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.
Pertemuan ini berlangsung di tengah keputusan kabinet keamanan Israel untuk menyetujui rencana pendudukan Kota Gaza. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan niat Israel untuk mempertahankan kendali penuh atas Gaza tanpa tanggung jawab administratif, dengan rencana penyerahan pengelolaan kepada pihak ketiga yang belum disebutkan namanya. Keputusan ini telah memicu kecaman luas dari komunitas internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jerman, Inggris, dan Australia, yang menyerukan penghentian segera serangan karena bertentangan dengan hukum internasional dan solusi dua negara.
Qatar terus memainkan peran penting sebagai mediator, memanfaatkan keahlian diplomatiknya yang didukung oleh posisinya yang strategis dan hubungan yang luas. Upaya bersama antara AS dan Qatar untuk mengembangkan proposal rinci diharapkan akan disajikan kepada pihak-pihak terkait dalam dua minggu ke depan, dengan tujuan mencapai kesepakatan menyeluruh yang mengakhiri konflik. Meskipun kabinet Israel telah menginstruksikan militer untuk bersiap menghadapi operasi di Kota Gaza, pelaksanaannya tidak diharapkan segera, menyisakan waktu untuk mengejar solusi diplomatik.
Peran Qatar sebagai mediator dalam konflik Gaza telah mendapatkan pengakuan internasional. Sejak tahun 2018, Qatar telah menyalurkan miliaran dolar bantuan ke Gaza, mendukung layanan sipil dan gaji di bawah Hamas. Meskipun ada kritik terhadap pendanaan terorisme, perwakilan Qatar menegaskan bahwa keterlibatan negara tersebut di Gaza selalu terkoordinasi dengan AS dan diawasi oleh Israel. Upaya berkelanjutan Qatar dalam mediasi, bersama dengan inisiatif diplomatik AS, menunjukkan komitmen untuk mencari jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut, sambil menavigasi kompleksitas politik dan kemanusiaan yang ada.