Perusahaan swasta China, i-Space, telah memperkenalkan kapal pemulihan roket lautnya, Xingji Guihang, menandai langkah signifikan dalam teknologi luar angkasa. Kapal ini menempatkan China sebagai negara kedua setelah Amerika Serikat yang memiliki kemampuan ini, yang krusial untuk mengurangi biaya peluncuran luar angkasa. Xingji Guihang, yang berarti "Kembali Antariksa", adalah platform laut yang dirancang untuk memulihkan tahap pertama roket setelah pendaratan di laut. Kapal ini memiliki panjang hampir 100 meter dan lebar 42 meter, dengan dek pemulihan berukuran 40 kali 60 meter. Dilengkapi sistem pemosisian dinamis kelas DP2, kapal ini mampu memposisikan dirinya secara presisi di titik target selama pemulihan tahap roket, bahkan dalam kondisi laut yang menantang seperti Sea State 4 dan 5. Kapal ini dibangun oleh Jiangsu Runyang Shipbuilding Co., Ltd. dan diharapkan akan dikirimkan pada Oktober 2025.
i-Space berencana menggunakan Xingji Guihang untuk mendukung pemulihan tahap pertama roket SQX-3 (Hyperbola-3) mereka, dengan peluncuran yang dijadwalkan pada akhir tahun 2025. Teknologi roket yang dapat digunakan kembali secara umum menjanjikan untuk secara dramatis menurunkan biaya peluncuran muatan ke luar angkasa, dengan potensi pengurangan biaya hingga 70% dibandingkan dengan roket sekali pakai. SpaceX, pelopor di bidang ini, telah menunjukkan penghematan biaya yang signifikan dengan roket Falcon 9 mereka. Sementara itu, stasiun luar angkasa China, Tiangong, terus berfungsi sebagai laboratorium modular tempat para astronaut melakukan berbagai eksperimen, termasuk demonstrasi teknologi fotosintesis buatan yang berhasil memproduksi oksigen dan bahan untuk bahan bakar roket. Pengembangan teknologi roket yang dapat digunakan kembali oleh i-Space dan peluncuran kapal pemulihan laut Xingji Guihang menandai kemajuan penting bagi industri kedirgantaraan China, menunjukkan kemampuan teknis negara dan ambisinya untuk menjadi pemain utama dalam perlombaan antariksa global.