Pada September 2024, Departemen Energi Filipina (DOE) mengungkapkan peta jalan energi nuklir yang menargetkan operasional pembangkit listrik tenaga nuklir secara komersial pada tahun 2032, dengan kapasitas awal 1.200 megawatt (MW) yang akan meningkat menjadi 4.800 MW pada tahun 2050. Peta jalan ini disusun dengan pendekatan Milestones dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk memastikan pengembangan program nuklir yang aman dan efisien.
Untuk mendukung inisiatif ini, pemerintah Filipina berencana membentuk otoritas pengatur nuklir independen yang akan mengawasi pengembangan energi nuklir negara tersebut. Selain itu, prioritas diberikan pada pengesahan undang-undang yang berfokus pada keselamatan nuklir, guna memastikan perlindungan kesehatan masyarakat, lingkungan, dan keamanan nasional seiring dengan pemanfaatan energi nuklir.
DOE juga berencana mengadakan Forum Rantai Pasokan Nuklir Internasional di Manila pada November 2024, yang akan mengundang pemangku kepentingan dari sektor pemerintah dan swasta untuk menjajaki peluang kemitraan dalam bidang energi nuklir. Forum ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi dan mempercepat integrasi energi nuklir ke dalam campuran energi Filipina.
Selain itu, pada Maret 2025, Filipina menyelesaikan Rencana Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Nuklir dan Radiologi Nasional (RADPLAN), yang menetapkan protokol jelas untuk melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan dari insiden nuklir dan radiologi. Rencana ini mencakup penilaian terhadap infrastruktur nuklir negara dan memastikan kesiapan dalam menghadapi potensi risiko terkait.
Dengan langkah-langkah ini, Filipina berkomitmen untuk mengintegrasikan energi nuklir secara bertahap ke dalam campuran energi nasional, sejalan dengan upaya diversifikasi sumber energi dan mencapai tujuan transisi energi bersih dan berkelanjutan.