Drone Laser Jepang: Inovasi Canggih Melawan Ancaman Flu Burung

Diedit oleh: Tetiana Pin

Jepang mengambil langkah proaktif dalam menghadapi ancaman flu burung yang merusak dengan mengembangkan drone bersenjata laser. Inisiatif ini merupakan respons terhadap krisis yang dihadapi sektor peternakan unggas, di mana wabah flu burung telah menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan dan pemusnahan jutaan unggas.

Perusahaan teknologi terkemuka, NTT, berkolaborasi dengan pemerintah Prefektur Chiba untuk mengembangkan sistem otomatis yang menggunakan drone navigasi otonom. Drone ini dirancang untuk melindungi peternakan unggas dengan mencegah burung liar, yang berpotensi membawa virus, mendekati area peternakan. Sistem ini diaktifkan ketika sensor atau kamera mendeteksi kehadiran burung liar di sekitar peternakan.

Berbeda dengan bayangan awal tentang senjata laser, model BB102 yang dikembangkan NTT tidak memancarkan satu sinar laser terkonsentrasi. Sebaliknya, drone ini memproyeksikan berkas cahaya yang terpecah menjadi beberapa sinar laser berwarna hijau dan merah. Kombinasi warna ini terbukti efektif dalam mengusir berbagai jenis burung, termasuk merpati, gagak, dan jalak, bahkan dilaporkan juga efektif terhadap rusa. Untuk memaksimalkan efektivitasnya, laser beroperasi secara intermiten dengan pola berkedip, mencegah hewan terbiasa dengan cahaya dan menemukan celah untuk mendarat.

Inovasi ini muncul sebagai respons atas wabah flu burung yang parah di Prefektur Chiba antara Januari dan Februari 2025, yang mengakibatkan pemusnahan lebih dari 3,3 juta ayam. Drone laser menawarkan alternatif yang unggul dibandingkan metode perlindungan tradisional yang mungkin kurang efektif atau menimbulkan stres pada hewan. NTT mengumumkan bahwa subsidi pemerintah akan tersedia untuk membantu produsen pedesaan mengakses teknologi canggih ini.

Sejarah mencatat berbagai wabah flu burung di Jepang, seperti pada November 2020 di Kagawa dan Hiroshima yang menyebabkan pemusnahan ratusan ribu ayam, serta kasus pada Januari 2025 di Iwate yang memusnahkan 50.000 ekor ayam. Tren ini menunjukkan urgensi solusi pencegahan yang inovatif seperti drone laser. Pengembangan drone laser ini menunjukkan pergeseran paradigma dalam perlindungan pertanian, dari metode reaktif menjadi proaktif, dengan pendekatan berbasis otomatisasi dan sensor cerdas.

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sinyal cahaya untuk mengusir burung dapat efektif dalam mengurangi risiko penularan penyakit, sekaligus meminimalkan bahaya bagi hewan itu sendiri. Menurut Departemen Pertanian AS, langkah-langkah pencegahan semacam itu dapat secara signifikan mengurangi kerugian ekonomi yang terkait dengan wabah flu burung, yang di masa lalu mencapai ratusan juta dolar. Integrasi teknologi seperti drone laser merupakan pendekatan progresif untuk memastikan ketahanan pangan dan kesejahteraan hewan ternak, mencerminkan keinginan untuk hidup berdampingan secara harmonis dengan alam dan mencari solusi yang berkontribusi pada kemakmuran bersama.

Sumber-sumber

  • Agro em Campo

  • Denkei Shimbun

  • Yahoo Tech

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.

Drone Laser Jepang: Inovasi Canggih Melawa... | Gaya One