Runway Gen-4.5 Lampaui Raksasa Industri Raih Peringkat Teratas di Tolok Ukur AI Video

Diedit oleh: Veronika Radoslavskaya

Runway, startup AI independen terkemuka, baru saja meluncurkan Runway Gen-4.5, model teks-ke-video terbarunya. Peluncuran ini langsung mengguncang lanskap persaingan yang sangat ketat di dunia kecerdasan buatan generatif. Model mutakhir ini kini memimpin tolok ukur bergengsi Artificial Analysis Text-to-Video benchmark dengan skor Elo mencapai 1247.

Posisi teratas ini menempatkan Gen-4.5 sedikit di atas pesaing kuatnya, yaitu Veo 3 milik Google dan Sora 2 Pro dari OpenAI. Kemenangan ini menggarisbawahi keberhasilan fokus Runway pada pengembangan alat alur kerja yang responsif, mudah dikontrol, dan terintegrasi secara mulus. Pengembangan ini dilakukan melalui kolaborasi erat dengan Nvidia, memanfaatkan perangkat keras yang telah dioptimalkan secara khusus. Gen-4.5 diklaim menawarkan konsistensi visual yang jauh lebih baik dan responsif terhadap instruksi pengguna dibandingkan versi sebelumnya, menghasilkan keluaran berkualitas sinematik yang bertujuan mendongkrak potensi kreatif para pembuat konten dan perusahaan.

Kekuatan utama Runway secara tradisional terletak pada ekosistem berbasis peramban yang komprehensif. Platform ini memungkinkan iterasi cepat, memberikan kontrol kreatif atas pergerakan kamera, serta integrasi yang lancar dengan perangkat lunak penyuntingan profesional yang sudah ada. Hal ini menjadikan Runway favorit bagi para kreator solo dan agensi konten yang sangat mengutamakan kelincahan alur kerja dibandingkan kompleksitas infrastruktur pendukung.

Meskipun mencatatkan kemajuan teknis yang signifikan, tantangan mendasar yang dihadapi seluruh model video saat ini masih belum sepenuhnya teratasi. Pihak Runway sendiri mengakui bahwa Gen-4.5 masih bergumul dengan kelemahan inheren yang memengaruhi semua model video kontemporer. Salah satu masalah utama adalah persoalan kausalitas—di mana sistem gagal memodelkan peristiwa fisik secara akurat, misalnya, sebuah pintu baru terbuka setelah gagangnya didorong. Isu lain yang masih membayangi adalah permanensi objek, di mana objek terkadang bisa menghilang sesaat ketika terhalang pandangan.

Selain itu, model ini juga menunjukkan apa yang disebut sebagai bias keberhasilan, yaitu cenderung mensimulasikan tindakan yang berhasil lebih sering daripada yang seharusnya terjadi dalam skenario realistis. Kelemahan yang terus berulang ini menegaskan bahwa industri belum berhasil menciptakan 'model dunia' yang benar-benar andal dan mampu meniru fisika dunia nyata secara akurat. Area ini menjadi fokus pengembangan berkelanjutan bagi tim Runway ke depan.

Di sisi lain, persaingan di sektor spesialisasi tetap berlangsung sengit. Pesaing seperti Veo 3 dari Google masih unggul dalam hal fotorealisme 4K khusus dan integrasi audio bawaan yang superior. Sementara itu, Sora 2 Pro cenderung memprioritaskan simulasi fisik yang lebih kompleks dan konsistensi antar-shot yang lebih panjang. Peluncuran Gen-4.5 dilakukan secara bertahap dan akan segera dapat diakses oleh seluruh basis pengguna Runway dalam beberapa hari mendatang. Langkah ini semakin mengukuhkan posisi Runway sebagai pemimpin tolok ukur untuk alat kreatif yang terintegrasi dalam ekosistem AI generatif.

Sumber-sumber

  • WinBuzzer

  • Seeking Alpha

  • alphaXiv

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.