Johnny Drille: Perjalanan dari Pelayanan Gereja Menuju Tema Universal Cinta di Arus Utama

Diedit oleh: Inna Horoshkina One

Penyanyi dan penulis lagu asal Nigeria, Johnny Drille, baru-baru ini membagikan refleksi mendalam mengenai lintasan kariernya. Ia menceritakan bagaimana ia beralih dari menciptakan lagu-lagu yang berakar kuat pada lingkungan gereja, hingga akhirnya melangkah dengan mantap ke panggung arus utama musik global.

Bagi Drille, yang ia bicarakan bukan sekadar tentang melodi atau lirik semata, melainkan tentang esensi kebebasan untuk menjadi diri sendiri, baik dalam konteks keyakinan spiritual maupun ekspresi kreatif. Perjalanan ini dipenuhi dengan dilema, namun ia teguh pada prinsipnya.

Drille mengungkapkan kedalaman spiritualitasnya dan keterlibatannya yang aktif dalam kehidupan gereja. Namun, ia mengakui bahwa corak musiknya yang khas dan unik tidak selalu dapat diselaraskan dengan bentuk-bentuk ibadah yang lazim dan tradisional. Musiknya yang cenderung introspektif dan berfokus pada emosi manusia sering kali memicu perdebatan.

Ia bahkan sempat menghadapi kritik pedas dari beberapa pihak. Meskipun demikian, Drille tidak pernah kehilangan keyakinan bahwa musik yang mengusung tema cinta juga dapat berfungsi sebagai bentuk doa atau ibadah. Ia menyampaikan pandangan filosofisnya yang kuat: “Cinta bukanlah antitesis dari iman,” tegasnya, “justru cinta adalah napas dari iman itu sendiri.” Pernyataan ini menjadi landasan utama dalam karya-karyanya.

Drille mengajak komunitas gereja untuk memiliki perspektif yang lebih luas terhadap seni. Ia mengingatkan bahwa spiritualitas yang sejati juga mencakup cinta duniawi—cinta yang menyatukan hati manusia. Ia menekankan bahwa bahkan dalam kultur Kristiani, masih ada ruang yang luas untuk membahas kelembutan, hubungan antarmanusia, dan sukacita menjadi seorang individu seutuhnya. Ini adalah pesan yang relevan bagi audiens yang lebih luas, melampaui batas-batas denominasi.

Mengenang kembali masa-masa awal kariernya sebagai pemimpin musik, Drille mengakui bahwa karya-karya awalnya memang tidak sepenuhnya sesuai dengan kaidah-kaidah musik tradisional yang berlaku. Namun, justru pengalaman inilah yang membentuk jalannya sendiri—sebuah jalur yang ditandai dengan kejujuran, keberanian, dan harmoni batin yang mendalam.

Selain membahas aspek artistik, Drille juga menyoroti isu penting terkait tantangan ekonomi yang dihadapi oleh para seniman di Afrika. Ia memberikan perbandingan yang mencolok: sementara satu juta pendengar (streams) di Nigeria hanya menghasilkan pendapatan sekitar $300 hingga $400, jumlah yang sama di Amerika Serikat (AS) dan Inggris (UK) dapat mencapai angka $5000. Kesenjangan ekonomi ini menunjukkan disparitas besar dalam industri musik global.

Meskipun menghadapi tantangan finansial tersebut, Drille menegaskan bahwa nilai sejati dari sebuah musik tidak diukur semata-mata oleh angka atau statistik pendapatan. Nilai hakiki musik, menurutnya, terletak pada dampak dan pengaruhnya terhadap hati dan jiwa para pendengarnya. Karya-karyanya terus berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan dimensi spiritual dan kemanusiaan, antara langit dan bumi, mengingatkan kita bahwa cinta, jika diucapkan dari hati yang murni, adalah bentuk doa yang paling indah. 💫

Sumber-sumber

  • Vanguard

  • PM News Nigeria

  • The Guardian Life

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.