Tahun 2025 menjadi saksi bisu transformasi fundamental dalam industri perfilman berkat kemajuan pesat kecerdasan buatan (AI) generatif. Alat-alat AI kini mampu menciptakan urutan video, efek visual, musik, dan dialog secara *real-time*, membuka pintu bagi efisiensi dan kemungkinan kreatif yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Netflix memelopori adopsi ini dengan mengintegrasikan AI generatif dalam serial fiksi ilmiah mereka, 'El Eternauta'. Adegan kompleks yang menggambarkan kehancuran gedung di Buenos Aires berhasil diproduksi sepuluh kali lebih cepat dibandingkan metode konvensional, sebuah pencapaian yang ditekankan oleh Co-CEO Ted Sarandos sebagai potensi AI untuk meningkatkan kreativitas, bukan sekadar memangkas biaya. Keberhasilan ini dilaporkan memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi Argentina pada Mei 2025.
Di sisi lain, sutradara visioner Darren Aronofsky meluncurkan 'Primordial Soup', sebuah studio yang didedikasikan untuk mengintegrasikan AI dalam pembuatan film. Proyek pertama mereka, 'ANCESTRA', sebuah film pendek yang memadukan pertunjukan *live-action* dengan visual yang dihasilkan AI, dijadwalkan tayang perdana pada 13 Juni 2025 di Tribeca Festival. Film ini mengeksplorasi bagaimana memori manusia dan penceritaan emosional dapat ditingkatkan melalui alat generatif canggih, yang dikembangkan bekerja sama dengan Google DeepMind. Namun, kemajuan pesat AI dalam perfilman juga memicu perdebatan sengit, terutama terkait hak cipta. Universal Pictures telah mengambil langkah hukum untuk melindungi kekayaan intelektual mereka, menggugat perusahaan AI seperti Midjourney atas dugaan pelanggaran hak cipta. Studio ini mulai menyertakan peringatan di akhir film mereka, termasuk 'How to Train Your Dragon', yang menyatakan bahwa materi film tersebut tidak boleh digunakan untuk melatih AI. Peringatan serupa juga muncul di film 'Jurassic World: Rebirth' dan 'The Bad Guys 2', menunjukkan keseriusan studio dalam menjaga integritas karya mereka dan menentang eksploitasi konten yang tidak sah. Perkembangan ini mencerminkan lanskap industri yang dinamis, di mana inovasi AI menawarkan efisiensi dan terobosan kreatif, sekaligus menimbulkan pertanyaan krusial tentang kepemilikan, orisinalitas, dan masa depan profesi tradisional di dunia perfilman. Seiring AI terus berkembang, keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan perlindungan hak cipta akan menjadi kunci dalam membentuk narasi sinematik di masa depan.