Princess Polly, merek fesyen Australia-Amerika, telah memperoleh sertifikasi B Corp, sebuah pengakuan atas komitmennya terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pencapaian ini memicu diskusi mengenai keselarasan model bisnis fesyen cepat saji (fast fashion) dengan standar keberlanjutan.
Sertifikasi B Corp, yang dikelola oleh organisasi nirlaba B Lab, mensyaratkan perusahaan untuk memenuhi standar ketat dalam kinerja sosial dan lingkungan, akuntabilitas, dan transparansi, termasuk skor minimum 80 dari 200 pada Penilaian Dampak B. Princess Polly meraih skor 86,8, yang mencerminkan dedikasinya pada tata kelola, perlakuan terhadap pekerja, keterlibatan masyarakat, dampak lingkungan, dan kesejahteraan pelanggan. Merek ini telah mengimplementasikan berbagai inisiatif keberlanjutan, seperti menggunakan sekitar 30% bahan berdampak lebih rendah dalam koleksi baru mereka, bekerja sama dengan mitra rantai pasok untuk mengurangi emisi karbon dan mempromosikan sirkularitas. Pada tahun 2023, Princess Polly berhasil mengalihkan 57% limbah mereka dari tempat pembuangan akhir di seluruh kantor dan pusat distribusi di Australia dan AS, serta memasang panel surya di kantor pusat mereka di Australia. Perusahaan ini juga memiliki target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) absolut Scope 1 dan 2 sebesar 42% pada tahun 2030 dari basis tahun 2020, dan mengurangi emisi Scope 3 sebesar 52% per unit terjual pada tahun 2030.
Namun, beberapa komentator industri mempertanyakan kesesuaian antara siklus produksi yang cepat dan koleksi baru yang sering muncul, ciri khas fesyen cepat saji, dengan tujuan keberlanjutan. Industri fesyen secara umum berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca, polusi, penggunaan air, dan limbah tekstil, dengan diperkirakan 87% dari total bahan baku serat pakaian berakhir di tempat pembuangan sampah dan industri tekstil menyumbang sekitar seperlima dari total polusi air industri global. B Lab mengakui adanya diskusi ini dan menekankan pentingnya transparansi serta perbaikan berkelanjutan dalam komunitas B Corp. Kritikus berpendapat bahwa model bisnis yang bergantung pada produksi berlebih dan konsumsi berlebihan secara inheren tidak berkelanjutan, dan ada kekhawatiran bahwa sertifikasi B Corp dapat disalahgunakan sebagai alat pemasaran. Meskipun Princess Polly telah mengambil langkah-langkah seperti menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan dan meningkatkan transparansi rantai pasokan, perdebatan terus berlanjut mengenai apakah upaya ini cukup untuk sepenuhnya menyelaraskan model bisnis fesyen cepat saji dengan prinsip-prinsip keberlanjutan sertifikasi B Corp.