Hermès: Stabilitas Finansial Kuartal III 2025 dan Perombakan Kepemimpinan Kreatif Menuju Ekspansi Haute Couture

Rumah mode mewah Hermès sekali lagi membuktikan ketahanan finansialnya yang luar biasa di tengah tantangan ekonomi global. Selama kuartal ketiga tahun 2025, perusahaan ini berhasil mencatat omzet yang sangat kuat, mencapai total 3,9 miliar euro. Angka yang mengesankan ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 9% apabila dihitung berdasarkan nilai tukar yang sebanding (comparable exchange rates) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Keberhasilan Hermès ini sangat kontras dengan kondisi sektor barang mewah global yang secara umum sedang mengalami turbulensi dan perlambatan pertumbuhan, menunjukkan bahwa strategi jangka panjang mereka berjalan efektif.

Kinerja positif ini menggarisbawahi efektivitas strategi inti Hermès, yang berakar kuat pada filosofi kelangkaan (rarity) dan keahlian tertinggi, alih-alih mengejar peningkatan volume penjualan yang agresif. Hermès dengan teguh mempertahankan posisinya sebagai kiblat kemewahan yang berfokus pada kualitas abadi dan eksklusivitas. Divisi barang kulit, yang secara tradisional menjadi kekuatan utama dan fondasi bisnis, tetap menjadi pendorong utama stabilitas ini, menunjukkan pertumbuhan yang solid sebesar 8,1% selama periode tersebut.

Permintaan yang tak pernah surut terhadap model-model ikonik yang telah melegenda, seperti tas Birkin dan Kelly, terus menjadi fondasi utama kesejahteraan finansial Rumah Mode ini. Untuk memastikan bahwa laju produksi dapat dipertahankan tanpa mengorbankan kualitas keahlian yang unik, Hermès terus berinvestasi dalam infrastruktur. Perusahaan baru saja meresmikan bengkel khusus ke-25 di L’Isle-d’Espagnac, Prancis. Langkah strategis ini menegaskan kembali komitmen Hermès bahwa produk-produk mereka—dari awal hingga akhir—merupakan hasil dari kerja tangan yang teliti dan cermat, sebuah nilai jual yang tak tertandingi di pasar global.

Seiring dengan pencapaian finansial tersebut, Hermès juga mengambil langkah penting dalam perombakan kepemimpinan di lini pakaian pria. Grace Wales Bonner telah ditunjuk sebagai Direktur Kreatif baru untuk lini pakaian siap pakai pria (men's ready-to-wear). Penunjukan ini membawa makna historis yang mendalam; Wales Bonner akan tercatat sebagai wanita kulit hitam pertama yang memimpin desain di rumah mode Eropa yang besar dan mapan.

Wales Bonner akan menggantikan sosok legendaris, Véronique Nichanian, yang telah mengabdi pada posisi tersebut selama 37 tahun. Nichanian dikenal karena membentuk estetika pakaian pria Hermès selama hampir empat dekade. Koleksi perpisahan yang dirancang oleh Nichanian dijadwalkan untuk dipresentasikan pada Januari 2026. Sementara itu, koleksi debut yang dinanti-nantikan dari Grace Wales Bonner direncanakan akan diluncurkan setahun kemudian, yaitu pada Januari 2027, menandai era baru bagi divisi pakaian pria.

Grace Wales Bonner dikenal luas karena pendekatannya yang inovatif, memadukan seni menjahit (tailoring) yang presisi dengan narasi budaya yang kaya, sering kali terinspirasi dari warisan Inggris-Jamaika miliknya. Penunjukannya mengisyaratkan keinginan Hermès untuk berevolusi melalui pengembangan yang bermakna dan inklusif. Direktur Artistik Umum, Pierre-Alexis Dumas, menyampaikan apresiasinya, menyatakan bahwa rasa ingin tahu dan pandangan modern Wales Bonner akan melengkapi warisan abadi Rumah Mode tersebut secara harmonis. Selain fokus pada kepemimpinan baru, Hermès juga secara aktif mewujudkan rencana ambisiusnya untuk memasuki sektor adibusana (haute couture) yang sangat eksklusif. Peluncuran koleksi perdana di segmen ini diharapkan terjadi pada tahun 2027, menunjukkan bahwa Hermès tidak hanya stabil secara finansial, tetapi juga memiliki visi ekspansi yang berani di masa depan.