LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton, grup barang mewah terbesar di dunia, melaporkan penurunan penjualan sebesar 4% pada kuartal kedua tahun 2025, mencapai €19,5 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan 9% dalam divisi mode dan barang kulit, yang mencakup merek-merek seperti Louis Vuitton dan Dior. Penurunan ini lebih besar dari yang diperkirakan oleh analis, yang mengharapkan penurunan 6%. Penurunan penjualan ini mencerminkan tantangan berkelanjutan dalam merevitalisasi permintaan produk mewah, yang dipengaruhi oleh kelelahan konsumen dan ketidakpastian ekonomi. Penjualan tetap stabil di Amerika Serikat, sementara Jepang mengalami penurunan signifikan. Perilaku pasar yang berbeda di berbagai wilayah dunia ini menunjukkan kebutuhan untuk beradaptasi dan pemahaman yang lebih mendalam tentang karakteristik masing-masing pasar.
Data dari LVMH menunjukkan bahwa pasar barang mewah global mencapai €345 miliar pada tahun 2024, yang menggarisbawahi pentingnya inovasi dan fleksibilitas bagi merek yang ingin tetap relevan. Cécile Cabanis, CFO LVMH, menyatakan optimisme yang hati-hati, mencatat bahwa negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung antara Uni Eropa dan Amerika Serikat dapat mengarah pada kesepakatan yang menguntungkan. Perspekif ini menunjukkan visi jangka panjang, berfokus pada kolaborasi dan saling pengertian. CEO Bernard Arnault mengumumkan rencana untuk membuka pabrik Louis Vuitton kedua di Texas pada tahun 2027, memperkuat kehadiran grup di Amerika Serikat. Gerakan strategis ini tidak hanya mendorong ekspansi, tetapi juga mencerminkan komitmen terhadap penciptaan nilai dan pertumbuhan berkelanjutan di lingkungan yang terus berubah. Kemampuan LVMH untuk beradaptasi dan berevolusi, sambil mempertahankan komitmennya terhadap keunggulan, akan menjadi kunci untuk menavigasi transformasi pasar di masa depan.