Di tengah dominasi teknologi digital, kamera analog kembali populer, terutama di kalangan Generasi Z (Gen Z). Generasi yang tumbuh dengan kamera ponsel ini justru menemukan pesona pada proses fotografi yang lebih lambat dan otentik dari kamera film. Tren ini mencerminkan pencarian pengalaman yang lebih mendalam dan personal di dunia yang semakin terdigitalisasi.
Estetika visual kamera analog menjadi daya tarik utama bagi Gen Z. Tekstur khas, grain otentik, dan warna natural menghasilkan karakter unik pada setiap foto yang sulit ditiru filter digital. Foto analog sering dianggap memiliki "aura" dan cerita tersendiri, berbeda dari keseragaman hasil foto digital. Selain itu, kamera analog membangkitkan nostalgia terhadap era yang dianggap lebih sederhana dan otentik, menghubungkan generasi muda dengan masa lalu.
Kamera analog menawarkan jeda dari ritme digital yang serba instan. Proses memotret dengan kamera analog menuntut kesabaran, ketelitian, dan kesadaran akan setiap bidikan karena keterbatasan frame per rol film. Keterbatasan ini mendorong pengguna untuk lebih selektif dan menghargai setiap hasil foto, memberikan koneksi yang lebih dalam dengan proses kreatif.
Platform seperti TikTok dan Instagram turut mempopulerkan kembali kamera analog melalui konten bernuansa vintage. Influencer dan komunitas fotografi analog, baik virtual maupun fisik, memperkuat tren ini di Indonesia. Merek kamera seperti Kodak, Fujifilm (dengan lini Instax), dan Polaroid terus beradaptasi dengan inovasi produk yang menyasar pasar "retro-chic". Kodak bahkan meluncurkan kamera Charmera yang memadukan estetika retro dengan fitur modern.
Kebangkitan kamera analog tidak hanya tren gaya hidup, tetapi juga berdampak ekonomi pada industri terkait, seperti toko kamera bekas dan layanan pengembangan film. Namun, tren ini juga menimbulkan tantangan seperti kenaikan harga barang bekas dan biaya cetak. Meskipun demikian, kamera analog telah membuktikan bahwa nilai klasik dan pengalaman otentik tetap memiliki tempat di hati generasi muda, menunjukkan kerinduan akan proses yang lebih mendalam dan koneksi dengan masa lalu di balik kemudahan digital.