Karya 'Payung Kertas Tiongkok' yang dipersembahkan oleh MAD Architects di Venice Architecture Biennale 2025 menawarkan perspektif menarik dari sudut pandang sejarah-kronologis. Desain ini tidak hanya merupakan representasi estetika, tetapi juga cerminan dari evolusi arsitektur dan budaya Tiongkok.
Dari sudut pandang sejarah, payung kertas tradisional Tiongkok memiliki akar yang dalam dalam budaya. Penggunaan kertas Xuan dan minyak tung dalam struktur ini mengingatkan kita pada teknik pembuatan payung tradisional yang telah ada selama berabad-abad. Melalui penelitian, diketahui bahwa payung kertas telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat Tiongkok, memberikan perlindungan dari matahari dan hujan.
Dalam konteks kronologis, 'Payung Kertas Tiongkok' menunjukkan bagaimana arsitektur terus beradaptasi dan berinovasi. Struktur ini menggabungkan elemen tradisional dengan teknologi modern. Misalnya, penggunaan kerangka baja dan sistem pendingin kabut adalah contoh bagaimana arsitektur kontemporer memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi penggunanya.
Penelusuran web mengungkapkan bahwa pameran 'CO-EXIST', yang menampilkan 'Payung Kertas Tiongkok', mengeksplorasi perpaduan antara tradisi dan teknologi. Kurator Ma Yansong menekankan pentingnya menjaga warisan budaya sambil merangkul inovasi. Hal ini sesuai dengan tren global di mana arsitek dan desainer berusaha untuk menggabungkan elemen tradisional dengan teknologi modern.
Selain itu, lokasi paviliun di Arsenale, Venesia, juga memiliki makna sejarah. Arsenale sendiri adalah pusat pembuatan kapal bersejarah yang telah menjadi saksi bisu dari banyak peristiwa penting. Dengan menempatkan 'Payung Kertas Tiongkok' di lokasi ini, MAD Architects tidak hanya menghadirkan karya seni, tetapi juga menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Pameran ini dibuka hingga 23 November 2025, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk merenungkan hubungan antara arsitektur, sejarah, dan lingkungan.