Pada Juli 2025, para peneliti di Laboratoire Kastler Brossel (LKB) Universitas Sorbonne di Prancis mencapai terobosan signifikan dengan berhasil mensimulasikan radiasi Hawking di lingkungan laboratorium. Pencapaian ini dicapai dengan menggunakan fluida polaritonik cahaya satu dimensi, yang dirancang untuk meniru kondisi di sekitar lubang hitam. Tim yang dipimpin oleh Kévin Falque menciptakan ruang waktu melengkung yang efektif dengan memanipulasi aliran fluida polaritonik. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengamati munculnya mode energi negatif, ciri khas dari efek Hawking. Simulasi ini memberikan bukti eksperimen yang mendukung prediksi teori medan kuantum. Pencapaian ini membuka jalan baru untuk mengeksplorasi efek kuantum dalam ruang waktu melengkung di bawah kondisi terkontrol. Studi di masa depan dapat menggali fenomena yang lebih kompleks, menguji prediksi teoretis yang sebelumnya tidak dapat dijangkau. Kemajuan ini berpotensi merevolusi pemahaman kita tentang lubang hitam dan alam semesta. Penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2024 menunjukkan bahwa simulasi radiasi Hawking dapat digunakan untuk menguji teori-teori tentang informasi yang hilang dalam lubang hitam, yang merupakan salah satu misteri terbesar dalam fisika teoretis. Selain itu, studi tahun 2023 menyoroti bahwa penggunaan fluida kuantum dalam simulasi ini dapat membantu kita memahami lebih baik bagaimana alam semesta berevolusi setelah Big Bang, memberikan wawasan baru tentang asal-usul kosmos. Penemuan ini mendorong kita untuk terus bertanya dan mencari jawaban, mengingatkan kita akan potensi tak terbatas yang ada dalam rasa ingin tahu manusia dan kemampuan kita untuk mengungkap rahasia alam semesta.
Simulasi Radiasi Hawking dengan Fluida Kuantum Cahaya: Terobosan dalam Memahami Alam Semesta
Diedit oleh: Irena I
Sumber-sumber
Phys.org
Physical Review Letters
LKB Publications
Baca lebih banyak berita tentang topik ini:
Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?
Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.