Penghargaan Nobel Fisika tahun 2025 telah dianugerahkan kepada tiga ilmuwan terkemuka: John Clarke, Michel H. Devoret, dan John M. Martinis. Pengakuan tertinggi ini diberikan atas eksplorasi mendalam mereka terhadap fenomena terowongan mekanika kuantum pada skala makroskopik, serta pengamatan kuantisasi energi dalam rangkaian listrik. Karya fundamental mereka, yang berawal dari eksperimen signifikan pada pertengahan dekade 1980-an, berhasil mendemonstrasikan bagaimana prinsip-prinsip dunia kuantum, yang sebelumnya diasumsikan hanya berlaku pada ranah subatomik, dapat termanifestasi dalam sistem superkonduktor yang lebih besar.
John Clarke, profesor emeritus dari University of California, Berkeley, yang kini berusia 83 tahun, diakui sebagai pionir atas kontribusinya dalam mendeteksi medan magnet paling halus menggunakan perangkat SQUIDs. Michel H. Devoret, 72 tahun, menjabat sebagai profesor di Yale University dan University of California, Santa Barbara, dengan fokus penelitian pada sirkuit kuantum dan koherensi kuantum. Sementara itu, John M. Martinis, 67 tahun, seorang profesor di University of California, Santa Barbara, sebelumnya memimpin pengembangan prosesor kuantum superkonduktor yang menunjukkan stabilitas dan efisiensi yang luar biasa. Penelitian kolaboratif ketiganya berpusat pada sirkuit superkonduktor, di mana elektron mampu melewati penghalang energi melalui efek terowongan kuantum—sebuah tindakan yang mustahil dalam fisika klasik.
Terobosan ini secara efektif menjembatani kesenjangan antara teori kuantum yang abstrak dan realitas perangkat elektronik sehari-hari. Ketua Komite Nobel Fisika, Olle Eriksson, menekankan bahwa penemuan ini menegaskan bahwa mekanika kuantum, yang berusia seabad, terus menyajikan kejutan baru dan merupakan fondasi bagi seluruh teknologi digital kontemporer. Implikasi dari terobosan ini sangat luas, menjadi landasan bagi lahirnya berbagai teknologi kuantum masa depan, termasuk komputer kuantum revolusioner, sensor super sensitif, dan sistem kriptografi yang lebih aman.
Salah satu penerima penghargaan, Clarke, menyatakan keterkejutannya dan mengakui bahwa penelitian yang dilakukan empat dekade lalu kini menjadi dasar bagi komputasi kuantum dan bahkan berfungsi pada ponsel modern. Komite Nobel menyoroti bahwa tanpa pemahaman mendalam tentang mekanika kuantum, teknologi canggih yang dinikmati saat ini tidak akan ada. Penelitian ini juga terkait erat dengan pemahaman tentang superkonduktor, di mana elektron berpasangan membentuk 'pasangan Cooper' dan bergerak tanpa hambatan. Upacara penghargaan dijadwalkan berlangsung pada 10 Desember 2025 di Stockholm, menandai penegasan bahwa eksplorasi terhadap skala terkecil dapat menghasilkan lompatan terbesar bagi kemanusiaan.