Gravitasi Klasik Dinilai Mampu Memicu Jalinan Kuantum Partikel Bermassa: Tinjauan Baru dalam Fisika
Diedit oleh: gaya ❤️ one
Sebuah temuan ilmiah terkini yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi Nature mengemukakan hipotesis mengejutkan mengenai interaksi fundamental alam semesta. Riset ini mengusulkan bahwa gravitasi, yang selama ini dipandang sebagai ranah klasik, berpotensi memicu fenomena keterikatan kuantum (quantum entanglement) di antara partikel-partikel yang memiliki massa signifikan. Hal ini secara mendasar menantang pandangan konvensional yang cenderung memisahkan secara tegas antara teori gravitasi dan mekanika kuantum.
Penemuan ini secara langsung menyoroti pertanyaan mendasar: apakah jalinan kuantum mutlak memerlukan medan kuantum, ataukah medan gravitasi klasik saja sudah cukup untuk menjadi mediator fenomena ini? Kesimpulan dari penelitian baru ini adalah bahwa medan gravitasi klasik, ketika berinteraksi dengan materi kuantum, mampu mengirimkan informasi kuantum dan menciptakan keterikatan melalui proses fisik yang melibatkan partikel virtual. Efek yang dihasilkan ini memiliki skala yang berbeda dari prediksi yang selama ini diasosiasikan dengan teori gravitasi kuantum.
Landasan pemikiran ini berakar pada eksperimen pikiran yang pertama kali diusulkan oleh Richard Feynman pada tahun 1957. Feynman membayangkan menempatkan sebuah massa dalam superposisi kuantum di dua lokasi berbeda, yang kemudian berinteraksi secara gravitasi dengan massa lain. Secara tradisional, pengamatan keterikatan antara objek-objek masif ini dianggap sebagai bukti tak terbantahkan bahwa gravitasi itu sendiri harus tunduk pada hukum kuantum. Namun, studi terbaru ini menunjukkan bahwa keterikatan dapat terjadi bahkan jika konsep gravitasi kuantum tidak berlaku secara penuh.
Riset yang dilakukan oleh Joseph Aziz dan Richard Howl dari Royal Holloway, University of London, memperluas deskripsi materi ke kerangka penuh teori medan kuantum, sehingga membalik asumsi sebelumnya bahwa teori gravitasi klasik hanya dapat mentransmisikan informasi klasik. Implikasi dari temuan ini sangat luas bagi upaya menyatukan gravitasi dengan mekanika kuantum. Temuan ini memberikan arahan baru bagi eksperimen meja laboratorium yang sedang berlangsung, yang bertujuan menguji sifat kuantum gravitasi.
Kelompok riset yang dipimpin oleh tokoh seperti Markus Aspelmeyer di Universitas Wina dan Sougato Bose di University College London kini harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa keterikatan yang teramati belum tentu menjadi penentu definitif sifat kuantum gravitasi. Pekerjaan komplementer oleh peneliti lain, seperti Lin-Qing Chen dan Flaminia Giacomini, mengusulkan protokol eksperimental alternatif menggunakan objek kuantum yang terdelokalisasi untuk mengidentifikasi tanda tangan yang unik bagi teori gravitasi kuantum. Pergeseran paradigma ini mendorong para peneliti untuk melihat lebih dalam ke dalam mekanisme interaksi antara yang sangat besar dan yang sangat kecil, membuka peluang untuk teori yang lebih terpadu mengenai struktur realitas.
Sumber-sumber
ФОКУС
67 лет эксперимент Фейнмана ждал проверки — Nature доказал, что он не докажет квантовую гравитацию
Baca lebih banyak berita tentang topik ini:
Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?
Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.
