Analisis Konsekuensi Penghilangan Gravitasi Hipotetis Selama Satu Detik
Diedit oleh: Vera Mo
Skenario hipotetis yang mengasumsikan medan gravitasi alam semesta tiba-tiba dinolkan, tepat selama satu detik, berfungsi sebagai eksperimen pikiran yang kuat. Tujuannya adalah mengukur seberapa dalam pemahaman kita terhadap hukum fundamental kosmos. Latihan ini melampaui batas-batas Teori Relativitas Umum (O.T.O.), yang menyatakan bahwa gravitasi adalah properti dari geometri ruang-waktu, dan bukan sekadar kekuatan yang bisa dihidupkan atau dimatikan. Saat daya tarik menghilang, sensasi pertama di Bumi adalah ketidakberatan total. Namun, benda-benda tidak akan langsung melayang ke langit-langit, melainkan akan mempertahankan kondisi geraknya saat ini karena inersia.
Rotasi Bumi, bagaimanapun, akan memperkenalkan modifikasi signifikan. Gaya sentripetal yang biasanya menahan objek pada lintasan melingkar akan berhenti berfungsi. Akibatnya, manusia dan benda-benda akan mulai bergerak sepanjang garis singgung dari permukaan planet. Di wilayah khatulistiwa, ini akan menghasilkan pemisahan minimal namun terukur dari tanah—sekitar 1,7 sentimeter dalam satu detik, berdasarkan percepatan sentripetal sebesar 0,034 m/s². Infrastruktur Bumi, yang tiba-tiba kehilangan beban gravitasi, akan mengalami redistribusi tegangan secara instan. Ini memicu mikrovibrasi pada elemen-elemen yang terkompresi, seperti kabel dan pegas. Ketika gravitasi kembali, pelepasan tegangan yang terakumulasi ini akan terjadi, menyerupai pelepasan elastis berskala planet.
Atmosfer, yang biasanya dipertahankan oleh daya tarik, akan bereaksi dengan pembentukan gelombang tekanan. Meskipun kebocoran udara ke luar angkasa dalam satu detik tidak mungkin terjadi karena keterbatasan kecepatan suara, ekspansi mikroskopis akan menyebabkan osilasi dan lonjakan mikro saat medan gravitasi dipulihkan. Barometer berakurasi tinggi akan mencatat fenomena ini sebagai impuls global. Di lautan, penghilangan pengaruh gravitasi secara instan, termasuk komponen bulan, akan menyebabkan perataan permukaan air secara singkat. Pemulihan tarikan akan menghasilkan rantai gelombang yang hampir tidak terlihat dan seiche pesisir yang akan terekam oleh mareograf, namun tidak akan mencapai skala tsunami yang merusak.
Bagi konstelasi satelit, dampaknya adalah penghentian “jatuh” yang berkelanjutan, digantikan oleh pergerakan dalam garis lurus selama 60 detik penuh. Penyimpangan ini hanya akan berjumlah beberapa meter, yang menyebabkan perubahan orbit yang tidak signifikan. Dalam skala Tata Surya, Bumi akan sesaat berhenti melengkungkan jalurnya mengelilingi Matahari, melaju sekitar 30 kilometer dalam garis lurus sambil mempertahankan kecepatan orbitnya. Kehilangan percepatan ini hanya akan mengakibatkan penyimpangan lintasan sebesar satu milimeter dari jalur yang dihitung. Ini sama sekali tidak menimbulkan ancaman terhadap stabilitas orbit jangka panjang.
Sifat spekulatif dari skenario ini menyoroti kontradiksi mendasar dengan O.T.O., karena penolakan gravitasi secara instan melanggar hukum konservasi. Hal ini disebabkan gangguan gravitasi diketahui merambat pada kecepatan cahaya. Pada akhirnya, bagi kehidupan sehari-hari, peristiwa ini hanya akan menjadi guncangan sesaat dan sumber data yang tak ternilai harganya bagi metrologi. Bagi para insinyur yang bekerja dengan orbit, ini hanyalah masalah teknis kecil. Namun, ilmu pengetahuan akan mendapatkan demonstrasi yang jelas tentang betapa eratnya keberadaan kita terikat pada kehadiran daya tarik yang konstan. Para peneliti mencatat bahwa pada dasarnya, gravitasi adalah manifestasi dari kelengkungan ruang-waktu itu sendiri. Menariknya, bahkan dalam model Newton, pembatasan kecepatan cahaya untuk transmisi pengaruh gravitasi adalah titik kunci yang membedakannya dari O.T.O.
Sumber-sumber
ABC Digital
ABC Color
Baca lebih banyak berita tentang topik ini:
Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?
Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.
