Aerogel nanocellulose telah muncul sebagai solusi inovatif dan berkelanjutan untuk insulasi termal dan ketahanan api dalam industri bangunan. Material ini, yang berasal dari selulosa, biopolimer paling melimpah di dunia, menawarkan alternatif yang dapat terurai secara hayati dan ramah lingkungan dibandingkan busa berbahan dasar minyak bumi konvensional.
Aerogel nanocellulose menunjukkan konduktivitas termal yang sangat rendah, menjadikannya isolator yang efektif. Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2025 dalam Journal of Bioresources and Bioproducts melaporkan nilai konduktivitas termal serendah 0,032 W/m·K, yang menyaingi atau bahkan melampaui banyak busa sintetis. Kinerja ini sebanding dengan material isolasi komersial lainnya seperti wol mineral dan polistirena yang diperluas, yang memiliki konduktivitas termal berkisar antara 0,03 hingga 0,04 W/m·K. Keunggulan tambahan aerogel nanocellulose terletak pada keberlanjutan dan ketahanan apinya yang inheren, yang berasal dari perilaku karbonisasi dan pembentukan arang dari selulosa pada suhu tinggi.
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa integrasi aditif fungsional dapat lebih meningkatkan kinerja tahan api tanpa mengorbankan sifat insulasi termal. Penghambat api anorganik, misalnya, dapat mendorong karbonisasi selama pembakaran, menciptakan penghalang yang memperlambat difusi gas dan menghambat penyusutan. Namun, penambahan aditif ini terkadang dapat mengurangi insulasi termal dan sifat mekanik, sehingga optimalisasi diperlukan untuk mencapai keseimbangan kinerja yang diinginkan.
Meskipun memiliki kepadatan yang sangat ringan, aerogel nanocellulose menunjukkan kekuatan dan fleksibilitas yang mengesankan. Uji kompresi telah menunjukkan tingkat pemulihan lebih dari 90% setelah siklus pembebanan berulang, yang menunjukkan ketahanan yang sangat baik untuk penanganan praktis dan penggunaan jangka panjang. Kombinasi stabilitas mekanik dan fungsionalitas yang dapat disesuaikan ini menjadikan aerogel nanocellulose sangat cocok untuk aplikasi yang membutuhkan insulasi ringan namun tahan lama.
Berasal dari biomassa terbarukan, aerogel nanocellulose menyajikan pilihan yang dapat terurai secara hayati dan ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan berbasis minyak bumi tradisional. Penerapannya tidak hanya berkontribusi pada selubung bangunan yang hemat energi tetapi juga meluas ke manajemen termal dalam elektronik dan transportasi. Pengembangan aerogel ini sejalan dengan meningkatnya fokus global pada pengembangan material berkelanjutan. Penelitian yang sedang berlangsung bertujuan untuk lebih meningkatkan sifat-sifatnya, memfasilitasi solusi yang dapat diskalakan dan ramah lingkungan di berbagai aplikasi. Sebagai contoh, penelitian lain menunjukkan bahwa aerogel nanocellulose yang dimodifikasi dengan natrium bikarbonat dapat mencapai ketahanan api yang signifikan dengan kecepatan pembakaran yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan nanocellulose murni. Selain itu, pengembangan aerogel berbasis nanocellulose dari limbah biomassa juga sedang dieksplorasi sebagai material insulasi yang terjangkau dan ramah lingkungan.