Para arkeolog di Polandia telah menemukan kerangka lengkap seorang ksatria abad pertengahan yang terkubur di bawah situs bekas toko es krim di kota Gdańsk. Penemuan ini terjadi pada Juli 2025, setelah tim dari ArcheoScan Archaeological and Conservation Workshop mengangkat sebuah batu nisan dari batu kapur yang dihiasi dengan gambar ksatria yang mengenakan zirah rantai dan memegang pedang serta perisai. Di bawah batu nisan tersebut, ditemukan kerangka seorang pria dewasa yang diperkirakan berasal dari abad ke-13 atau ke-14.
Batu nisan tersebut terbuat dari batu kapur Gotland yang bernilai tinggi pada masa itu, dengan relief yang menggambarkan ksatria dalam posisi berdiri tegak dengan pedang terangkat, yang kemungkinan melambangkan otoritas dan status sosial yang tinggi. Ukuran batu nisan ini sekitar 150 cm panjangnya, dan meskipun sebagian rusak, detail penting dari karya seni tersebut masih dapat terlihat dengan jelas.
Setelah batu nisan diangkat, para arkeolog menemukan kerangka seorang pria yang diperkirakan memiliki tinggi antara 170 hingga 180 cm, jauh lebih tinggi dari rata-rata pada masa itu. Penelitian awal menunjukkan bahwa kerangka tersebut dalam kondisi sangat baik. Meskipun tidak ditemukan barang-barang kubur lainnya, semua bukti yang ada menunjukkan bahwa almarhum adalah seorang yang memiliki status sosial tinggi, kemungkinan besar seorang ksatria atau komandan yang dihormati.
Temuan ini terjadi di area pemakaman yang pernah mengelilingi gereja kayu tertua yang diketahui di Gdańsk, yang dibangun dari kayu yang diperkirakan ditebang pada tahun 1140. Situs ini terletak di sebuah benteng abad pertengahan awal yang dihuni dari akhir abad ke-11 hingga awal abad ke-14. Penemuan ini memberikan wawasan berharga tentang kehidupan dan kematian elit militer Gdańsk pada abad ke-13 dan ke-14, tradisi pemakaman abad pertengahan, serta hubungan budaya lintas Laut Baltik pada masa itu.
Saat ini, para ahli sedang melakukan analisis lebih lanjut terhadap batu nisan dan kerangka tersebut. Batu nisan sedang dibersihkan dan distabilkan untuk didokumentasikan dan dipindai secara 3D, memungkinkan rekonstruksi digital dari fragmen yang hilang. Sementara itu, kerangka tersebut akan menjalani analisis antropologi dan genetik untuk mengungkap lebih banyak informasi tentang kehidupan ksatria tersebut, dan rekonstruksi wajah akan dilakukan berdasarkan tengkoraknya.