Sebuah tim peneliti internasional, menggunakan data dari misi Juno NASA, berhasil mendeteksi aurora pada bulan Jupiter, Callisto, untuk pertama kalinya. Penemuan ini melengkapi data aurora untuk keempat bulan Galilean: Io, Europa, Ganymede, dan Callisto, serta memberikan wawasan berharga mengenai interaksi antara magnetosfer Jupiter dan bulan-bulannya.
Aurora di Jupiter terbentuk dari interaksi elektromagnetik antara medan magnet planet dengan partikel bermuatan dari angin surya. Keempat bulan Galilean juga memengaruhi aurora ini, menciptakan "jejak satelit" yang khas di atmosfer planet. Meskipun jejak aurora dari Io, Europa, dan Ganymede telah terdokumentasi dengan baik, jejak Callisto sulit dideteksi karena samar dan lokasinya yang berdekatan dengan oval aurora utama Jupiter yang lebih terang.
Terobosan terjadi pada orbit ke-22 Juno pada September 2019, ketika peristiwa angin surya berdensitas tinggi menyebabkan oval aurora utama Jupiter bergeser ke arah ekuator. Pergeseran ini memungkinkan instrumen Juno mendeteksi jejak aurora Callisto yang sebelumnya terhalang. Pengamatan menunjukkan pola struktur ganda pada spektrum ultraviolet, yang konsisten dengan jejak tiga bulan lainnya, dengan kecerahan ultraviolet maksimum 137 ± 15 kR. Pengukuran di tempat juga mendeteksi elektron yang sejajar dengan medan dengan energi sekitar 10 keV.
Penemuan ini melengkapi pemahaman tentang dinamika aurora Jupiter dan interaksi kompleks antara magnetosfer planet dan bulan-bulannya. Dengan data lengkap ini, para ilmuwan kini memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana setiap bulan berinteraksi dengan lingkungan luar angkasa lokalnya. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nature Communications.
Misi eksplorasi sistem Jupiter terus berlanjut dengan misi mendatang seperti Europa Clipper NASA, yang dijadwalkan tiba di sistem Jovian pada April 2030, dan misi Jupiter Icy Moons Explorer (JUICE) ESA, yang diluncurkan pada April 2023 dan dijadwalkan tiba pada 2031 untuk mempelajari Ganymede, Callisto, dan Europa.