Topan Tropis Crising, yang meninggalkan Wilayah Tanggung Jawab Filipina pada 19 Juli 2025, telah menyebabkan kerusakan signifikan di seluruh Filipina. Badai ini, dikombinasikan dengan Musim Dingin Barat Daya, telah menyebabkan kerusakan pada pertanian dan infrastruktur, yang berdampak pada banyak wilayah. Dalam konteks kesehatan dan keselamatan, kita perlu menyoroti dampak langsung dan jangka panjang dari bencana ini.
Kerusakan pertanian yang dilaporkan oleh National Irrigation Administration (NIA) mencapai sekitar P339,3 juta, yang memengaruhi lebih dari 31.000 hektar dan berdampak pada ribuan petani. Kerusakan infrastruktur secara nasional mencapai P866 juta, dengan beberapa bendungan melebihi tingkat limpasan mereka, termasuk Bendungan Gumain dan Bendungan Pengalihan Tarlac.
Dalam situasi seperti ini, risiko kesehatan dan keselamatan meningkat secara signifikan. Risiko kesehatan dan keselamatan yang paling mendesak adalah penyebaran penyakit menular akibat banjir dan kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi. Selain itu, kerusakan infrastruktur seperti jalan dan jembatan dapat menghambat upaya penyelamatan dan pengiriman bantuan medis. Pemerintah dan organisasi bantuan harus memprioritaskan penyediaan air bersih, makanan, dan tempat tinggal yang aman bagi para pengungsi.
National Disaster Risk Reduction and Management Council (NDRRMC) melaporkan setidaknya tiga kematian dan tiga orang hilang. Lebih dari 120.000 keluarga telah terkena dampak, dengan ribuan orang mengungsi akibat banjir yang meluas. Pihak berwenang secara aktif memantau situasi dan mengoordinasikan upaya bantuan, karena hujan dan badai petir yang terputus-putus diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari mendatang. Keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam respons bencana.