Himachal Pradesh menghadapi dampak signifikan dari musim hujan, dengan lebih dari 330 orang meninggal dan lebih dari 100 orang terluka akibat banjir dan tanah longsor sejak awal April. Lebih dari 1.000 jalan terblokir akibat kerusakan infrastruktur, dan sekitar 70.000 wisatawan dievakuasi dari negara bagian tersebut. Operasi penyelamatan dipimpin oleh tim dari Angkatan Darat India dan Pasukan Tanggap Bencana Nasional. Beberapa distrik mengalami curah hujan setara dengan sebulan dalam satu hari. Di Manali, jalan-jalan tersapu banjir, meninggalkan wisatawan dan kendaraan mereka terjebak.
Pada akhir pekan kedua Agustus, hujan deras kembali melanda Shimla, memicu tanah longsor yang menghancurkan sebuah kuil, rumah, dan bangunan lainnya, serta menyebabkan setidaknya 57 orang meninggal. Intensitas hujan ini dikaitkan dengan perubahan iklim. Tanah longsor tersebut menghancurkan beberapa jalan, termasuk Jalan Raya Himalaya dan bagian dari Kereta Api Kalka-Shimla. Secara kumulatif, sejak dimulainya musim hujan pada 24 Juni, tercatat 170 insiden hujan lebat atau tanah longsor, dengan 9.600 rumah rusak di Himachal Pradesh. Kepala Menteri Sukhvinder Singh Sukhu menyatakan bahwa kerugian akibat banjir gabungan tahun 2023 mencapai sekitar 10.000 crore rupee, dan infrastruktur yang rusak diperkirakan akan memakan waktu satu tahun untuk diperbaiki.
Selain itu, hujan lebat yang terjadi pada pertengahan Agustus menyebabkan penutupan sekolah dan perguruan tinggi di seluruh negara bagian. Departemen Pendidikan mengumumkan penutupan semua institusi pendidikan pada 14 Agustus 2023 sebagai langkah pencegahan terhadap kondisi cuaca yang menantang.
Situasi ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dan respons cepat terhadap bencana alam, serta perlunya perencanaan dan pembangunan infrastruktur yang lebih baik untuk mengurangi dampak bencana serupa di masa depan.