Kota Kirishima di Jepang tengah menghadapi banjir bandang dan tanah longsor parah akibat curah hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Distrik Mizobe mencatat 483 milimeter hujan dalam 12 jam, jauh melampaui rata-rata bulanan, dengan beberapa wilayah menerima 495 milimeter. Curah hujan ekstrem ini menyebabkan mal terendam dan memicu tanah longsor. Satu insiden di Kota Aira membuat sebuah rumah terkubur dan dua orang harus dilarikan ke rumah sakit.
Lebih dari 360.000 penduduk di Prefektur Kagoshima dan Miyazaki telah menerima saran evakuasi. Para ahli meteorologi memperkirakan hujan lebat yang berkelanjutan dan badai petir akan melanda seluruh wilayah Kyushu, dengan potensi akumulasi tambahan hingga 200 milimeter. Insiden ini menyoroti kerentanan Jepang terhadap peristiwa cuaca ekstrem yang diperparah oleh perubahan iklim. Data historis menunjukkan Kyushu pernah mengalami hujan lebat serupa pada Juli 2020, yang menyebabkan banjir besar dan kerugian ekonomi signifikan.
Pihak berwenang telah mengeluarkan peringatan darurat hujan lebat, menandakan bahaya yang mengancam jiwa seperti tanah longsor dan banjir sungai. Pemerintah Jepang membentuk gugus tugas darurat untuk mengoordinasikan respons, dengan Perdana Menteri Shigeru Ishiba menyatakan komitmen untuk memprioritaskan keselamatan warga. Badan Meteorologi Jepang (JMA) terus memperingatkan tentang meningkatnya risiko bencana, mendesak penduduk untuk mengambil tindakan pencegahan lebih awal. Rekaman televisi menunjukkan air berlumpur mengalir deras melalui sungai yang meluap, sementara jalan-jalan di Kirishima terendam hingga ketinggian lutut di pusat perbelanjaan. Cuaca buruk ini juga mengganggu transportasi, menghentikan kereta api dan bus, serta membatalkan puluhan penerbangan dari dan ke Kagoshima.