India menghadapi tantangan signifikan terkait infrastruktur akibat dampak banjir muson yang melanda berbagai wilayah pada pertengahan 2025. Banjir ini tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik pada infrastruktur, tetapi juga menyoroti kebutuhan mendesak akan perencanaan dan pembangunan yang lebih tangguh terhadap perubahan iklim.
Di negara bagian Himachal Pradesh, hujan lebat yang disertai dengan fenomena cloudburst menyebabkan banjir dan tanah longsor yang merusak jalan, jembatan, dan bangunan. Lebih dari 100 orang dilaporkan meninggal dunia, dan banyak lainnya terluka atau hilang. Kerusakan pada infrastruktur transportasi dan utilitas mengganggu kehidupan sehari-hari dan memerlukan upaya rekonstruksi yang signifikan.
Di Gujarat, jembatan Gambhira yang dibangun pada 1985 mengalami keruntuhan pada Juli 2025, menyebabkan setidaknya 21 orang meninggal dunia. Kejadian ini menyoroti pentingnya pemeliharaan dan inspeksi rutin terhadap infrastruktur yang sudah ada untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Selain itu, laporan dari Bank Dunia mengungkapkan bahwa banjir perkotaan di India menyebabkan kerugian ekonomi sekitar $4 miliar setiap tahunnya, dengan proyeksi peningkatan menjadi $5 miliar pada 2030 dan hingga $30 miliar pada 2070 jika tidak ada tindakan mitigasi yang efektif. Laporan tersebut menekankan perlunya investasi besar dalam infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim untuk mengurangi dampak bencana di masa depan.
Peristiwa-peristiwa ini menekankan pentingnya perencanaan kota yang berkelanjutan dan pembangunan infrastruktur yang memperhitungkan risiko perubahan iklim. Penguatan sistem peringatan dini, perbaikan infrastruktur yang ada, dan pengembangan infrastruktur baru yang lebih tangguh menjadi langkah krusial untuk memitigasi dampak bencana alam di masa depan.