Hujan deras yang melanda wilayah utara dan timur laut Tiongkok pada 25 Juli 2025 menyebabkan banjir parah dan tanah longsor, mengakibatkan dua orang tewas dan ribuan warga mengungsi. Provinsi Hebei, termasuk Kabupaten Fuping di Baoding, sangat terdampak, dengan curah hujan mencapai rekor 145 mm dalam satu jam. Peristiwa ini menyebabkan pemadaman listrik dan banjir bandang di beberapa desa, mengingatkan akan kekuatan alam dan pentingnya kesiapsiagaan.
Di Kabupaten Yi, curah hujan mencapai 448,7 mm dalam 24 jam, hampir menyamai rata-rata tahunan wilayah tersebut. Pemerintah kota Beijing mengeluarkan peringatan hujan badai kuning dan mengaktifkan tanggap darurat pengendalian banjir di seluruh kota. Pusat Meteorologi Nasional juga telah mengeluarkan peringatan kuning, memperkirakan lebih banyak hujan deras dari 26 hingga 27 Juli di beberapa wilayah.
Peristiwa cuaca ekstrem ini, yang menambah serangkaian fenomena serupa di belahan dunia lain, mengundang kita untuk merenungkan hubungan kita dengan planet ini dan pentingnya kerja sama. Respons terhadap situasi krisis ini mengungkapkan kapasitas manusia untuk solidaritas dan tindakan kolektif. Di masa lalu, Tiongkok telah mengalami banjir yang menghancurkan, seperti banjir tahun 1998 yang berdampak pada jutaan orang dan menyebabkan ribuan kematian. Namun, setiap krisis juga merupakan kesempatan untuk belajar dan memperkuat pertahanan.
Menurut data dari Administrasi Meteorologi Tiongkok, dalam beberapa tahun terakhir, sumber daya yang signifikan telah diinvestasikan dalam peningkatan sistem peringatan dini dan infrastruktur pengendalian banjir, yang telah berkontribusi untuk mengurangi dampak dari peristiwa ini. Situasi saat ini mengingatkan kita bahwa kita semua saling berhubungan dan kesejahteraan setiap orang bergantung pada kesejahteraan semua orang. Ini adalah saat untuk empati, pengertian, dan tindakan bersama.
Ketahanan dalam menghadapi kesulitan adalah kualitas manusia yang mendasar, dan kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari krisis adalah apa yang memungkinkan kita untuk bergerak menuju masa depan yang lebih harmonis dan berkelanjutan. Kerja sama internasional sangat penting, dan pertukaran pengetahuan dan sumber daya dapat membuat perbedaan dalam melindungi masyarakat yang rentan. Perhatian pada peristiwa ini mendorong kita untuk mempertimbangkan bagaimana kita dapat membangun dunia di mana harmoni dan kolaborasi menjadi norma, dan di mana kesulitan menjadi peluang untuk pertumbuhan dan persatuan.