Uttarakhand, India, saat ini tengah menghadapi situasi darurat akibat banjir bandang dan gangguan transportasi yang parah, dipicu oleh curah hujan yang intens. Departemen Meteorologi India (IMD) telah mengeluarkan peringatan merah, mengantisipasi presipitasi yang sangat lebat antara 10 hingga 16 Agustus, menandakan potensi peningkatan risiko bencana. Kondisi ini telah menyebabkan sejumlah besar jalan menjadi tidak dapat dilalui, termasuk Jalan Bypass Jawadi dan jalan di dekat Bhatwadi Sain yang terblokade akibat tanah longsor dan timbunan material. Meskipun Jalan Raya Badrinath telah dibuka kembali, dampak keseluruhan terhadap mobilitas dan logistik tetap signifikan, memutus akses ke berbagai wilayah. Tragisnya, sebuah insiden memilukan terjadi di distrik Chamoli, di mana seorang wanita dilaporkan meninggal dunia akibat tertimpa batu besar saat terjadi banjir bandang. Laporan lebih lanjut mengindikasikan kerusakan infrastruktur yang meluas, termasuk hotel dan bangunan tempat tinggal yang tersapu oleh arus banjir yang deras. Peringatan banjir bandang juga telah dikeluarkan untuk distrik Dehradun, Nainital, Champawat, Tehri Garhwal, dan Uttarkashi dalam 24 jam ke depan.
Sejak akhir Juni, Uttarakhand telah menghadapi hujan lebat yang memicu tanah longsor, menyebabkan penutupan lebih dari 72 jalan dan memutus akses bagi lebih dari 40.000 orang di Kumaon. Distrik Chamoli mencatat jumlah jalan yang tertutup paling banyak, diikuti oleh Bageshwar dan Pithoragarh. Upaya pemulihan darurat terus dilakukan di tengah kondisi cuaca yang menantang. Para ahli menyoroti bahwa perubahan iklim memperburuk kondisi ekstrem ini, dengan badai musim hujan yang kini terbentuk di atmosfer yang lebih hangat, menahan dan menurunkan lebih banyak kelembapan dalam periode singkat, yang menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor. Kurangnya sistem pengawasan cuaca real-time dan peringatan dini yang efektif di banyak wilayah yang rentan semakin memperparah situasi.