Banjir Ekstrem di Vietnam Tengah: Curah Hujan Rekor Picu Evakuasi Massal dan Kerusakan Infrastruktur

Diedit oleh: Tetiana Martynovska 17

Wilayah Vietnam tengah menghadapi dampak parah dari curah hujan yang melampaui batas normal, memicu gelombang banjir besar yang memerlukan respons darurat. Peristiwa ini menjadi penanda nyata betapa cepatnya perubahan lingkungan dapat memengaruhi tatanan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.

Pada tanggal 27 Oktober 2025, kota Hue mencatat presipitasi luar biasa setinggi 1.700 milimeter dalam rentang waktu 24 jam, sebuah angka yang memecahkan rekor nasional untuk intensitas hujan dalam sehari. Fenomena cuaca ekstrem ini telah mengakibatkan kerugian jiwa dan perpindahan penduduk yang signifikan. Sedikitnya sembilan jiwa dipastikan telah meninggal dunia, dan lebih dari 8.600 warga di empat provinsi sentral terpaksa dievakuasi dari rumah mereka. Laporan lebih lanjut menunjukkan bahwa lebih dari 128.000 kediaman di lima provinsi tengah terendam, dengan beberapa area mengalami ketinggian air mencapai tiga meter.

Kerusakan infrastruktur meluas secara signifikan; layanan kereta api vital yang menghubungkan Hanoi dan Kota Ho Chi Minh dilaporkan terhenti total. Sebanyak kurang lebih 200.000 rumah tangga kini terputus dari pasokan listrik, sementara sektor pertanian menderita kerugian besar dengan sekitar 2.200 hektare tanaman rusak. Menghadapi situasi genting ini, mobilisasi sumber daya manusia besar-besaran sedang berlangsung, dengan lebih dari 160.000 personel militer dikerahkan untuk operasi pencarian, penyelamatan, dan evakuasi berkelanjutan.

Para ahli mengaitkan peningkatan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem ini dengan tren perubahan iklim global yang lebih luas, mencerminkan interaksi antara aktivitas manusia dan sistem planet. Pemerintah setempat, termasuk otoritas di Hue, telah mengeluarkan peringatan bahwa curah hujan tambahan hingga 600 milimeter masih mungkin terjadi hingga Kamis, 30 Oktober 2025. Kawasan wisata penting seperti Hoi An, situs warisan dunia UNESCO, juga tergenang parah, memaksa penduduk dan wisatawan menggunakan perahu untuk menavigasi jalanan yang berubah menjadi sungai.

Di provinsi Quang Ngai, terjadi longsoran lumpur merah sepanjang tiga kilometer yang mengisolasi sekitar 1.700 orang dan menghancurkan lahan pertanian. Data pemerintah menunjukkan bahwa sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025, bencana alam di Vietnam telah merenggut 187 korban jiwa atau hilang, dengan total kerugian ekonomi melampaui USD 610 juta. Direktur Pusat Nasional Peramalan Hidrometeorologi, Mai Van Khiem, menyatakan bahwa tingkat risiko bencana banjir dan tanah longsor telah berada pada level tertinggi. Perdana Menteri Pham Minh Chinh telah memimpin rapat darurat untuk mengarahkan upaya tanggap darurat nasional.

Sumber-sumber

  • Free Malaysia Today

  • KSAT

  • Phys.org

  • Insurance Journal

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.

Banjir Ekstrem di Vietnam Tengah: Curah Hu... | Gaya One