Hujan deras yang melanda distrik Sawai Madhopur di Rajasthan telah menyebabkan banjir luas, mengganggu transportasi dan kehidupan sehari-hari secara signifikan.
Curah hujan yang terus berlangsung hingga Jumat sore menyebabkan genangan air di banyak area perkotaan dan runtuhnya gorong-gorong penting di Jalan Nasional 552. Jalur kereta api yang terendam di stasiun Sawai Madhopur telah melumpuhkan sistem sinyal, menyebabkan penundaan besar pada rute ke kota-kota besar. Konektivitas jalan juga terganggu akibat jebolnya gorong-gorong dan naiknya permukaan sungai, dengan pihak berwenang menyarankan untuk tidak melakukan perjalanan di area yang terkena dampak.
Cuaca buruk yang parah juga memaksa penangguhan sementara safari di Cagar Harimau Ranthambore. Departemen Meteorologi telah mengeluarkan peringatan hujan lebat di Jaipur dan distrik sekitarnya, mendesak warga untuk tetap waspada. Insiden serupa terjadi pada Agustus 2020 di Jaipur, di mana hujan ekstrem menyebabkan banjir bandang, merenggut tiga nyawa dan memaksa pengungsian 50 keluarga. Saat itu, bendungan di daerah Kanota meluap, bahkan sebuah mobil tersapu arus saat melintasi jembatan. Departemen Meteorologi India kala itu memprediksi hujan ringan hingga sedang selama 48 jam ke depan di Jaipur, namun juga memperingatkan badai petir intens dan curah hujan lebat di lebih dari 20 distrik Rajasthan lainnya.
Kondisi ini juga berdampak pada pariwisata. Penangguhan safari di Cagar Harimau Ranthambore, salah satu destinasi wisata alam terkemuka di India, menggarisbawahi dampak cuaca ekstrem terhadap sektor pariwisata. Insiden di Ranthambore pada Agustus 2025, di mana 20 turis sempat terdampar selama 90 menit akibat kendaraan safari yang rusak di zona yang dikenal dengan populasi harimau yang signifikan, menyoroti pentingnya kesiapan operasional dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak terduga. Insiden tersebut memicu penyelidikan dan penegasan dari pihak berwenang mengenai standar keselamatan dan akuntabilitas dalam operasi ekowisata.
Di luar Sawai Madhopur, kota-kota lain di Rajasthan juga mengalami dampak serupa. Pada Juli 2025, Ajmer dilanda banjir besar akibat hujan deras selama 24 jam, merendam permukiman warga dan melumpuhkan aktivitas kota. Warga melaporkan terputusnya jaringan listrik dan komunikasi, serta mendesak perbaikan sistem drainase untuk mengalirkan air ke Danau Ana Sagar. Secara keseluruhan, kejadian ini menunjukkan kerentanan infrastruktur dan kehidupan di Rajasthan terhadap fenomena cuaca ekstrem, yang memerlukan perhatian serius terhadap pengelolaan bencana dan adaptasi iklim.