Pada akhir tahun 1990-an, Inggris memulai Proyek Condign, sebuah studi rahasia yang berfokus pada Fenomena Udara Tak Dikenal (UAP) di dalam Wilayah Pertahanan Udara Inggris. Studi yang berlangsung dari tahun 1997 hingga 2000 ini menyimpulkan bahwa UAP memiliki kehadiran yang "tidak dapat disangkal" namun tidak menemukan bukti adanya ancaman militer atau asal luar angkasa. Laporan Proyek Condign, yang dirilis pada Mei 2006 setelah permintaan Undang-Undang Kebebasan Informasi, menganalisis sekitar 10.000 penampakan. Studi ini menyarankan bahwa fenomena plasma, yang mirip dengan petir bola, mungkin bertanggung jawab atas beberapa penampakan yang tidak dapat dijelaskan dan mungkin memiliki aplikasi militer potensial.
Meskipun kesimpulan studi tersebut, minat terhadap UAP tetap tinggi pada tahun 2025. Pada bulan Maret 2025, penampakan cahaya udara tak dikenal dilaporkan di berbagai lokasi di Irlandia, termasuk Dublin, Sligo, Cork, dan Kerry. Pada bulan Mei 2025, Kelompok Pengungkapan UAP dibentuk di London, yang dipimpin oleh Mark Christopher Lee, menyerukan transparansi penuh dari pemerintah Inggris mengenai fenomena ini. Menanggapi pertanyaan parlemen pada Desember 2024, Menteri Angkatan Bersenjata Luke Pollard menyatakan bahwa Kementerian Pertahanan Inggris tidak mengubah posisinya, dengan menyatakan bahwa selama lebih dari 50 tahun penyelidikan, tidak ada laporan UAP yang menunjukkan adanya ancaman militer. Kementerian Pertahanan menghentikan penyelidikan laporan UAP pada tahun 2009. Namun, minat publik terus berlanjut, tercermin dari lonjakan pencarian online untuk "penampakan UFO" sebesar 55,4% antara Januari 2024 dan Januari 2025.