Singapura, 25 Agustus 2025 – Langit Singapura pada hari ini dihiasi oleh fenomena optik yang memukau, yaitu halo matahari. Fenomena langka ini terlihat di berbagai wilayah, termasuk Clementi, Paya Lebar, Pasir Panjang, dan North Bridge Road, menarik perhatian banyak penduduk dan menjadi viral di media sosial.
Halo matahari adalah cincin cahaya yang mengelilingi matahari, yang disebabkan oleh pembiasan sinar matahari oleh kristal es di awan tinggi. Profesor Matthias Roth dari Universitas Nasional Singapura menjelaskan bahwa kristal es di atmosfer membiaskan cahaya pada sudut sekitar 22 derajat, menciptakan lingkaran cahaya yang khas. Fenomena ini umumnya terjadi ketika terdapat awan cirrus atau cirrostratus di atmosfer atas, yang jarang terlihat di Singapura karena tutupan awan yang lebih umum.
Badan Nasional Lingkungan (NEA) mengonfirmasi bahwa halo terbentuk akibat pembiasan cahaya oleh kristal es di awan tingkat tinggi, yang terjadi dalam kondisi langit yang relatif cerah. Fenomena ini merupakan fenomena atmosfer alami yang murni bersifat optik dan bukan merupakan pertanda buruk.
Para ahli mengingatkan pentingnya keselamatan saat mengamati fenomena ini. Penduduk disarankan untuk tidak menatap matahari secara langsung, bahkan dengan adanya halo, untuk melindungi mata dari kerusakan. Penggunaan kacamata hitam yang tepat sangat dianjurkan bagi mereka yang ingin mengabadikan momen tersebut.
Kejadian serupa terakhir kali terlihat di Singapura pada 15 Maret 2025, yang menegaskan betapa jarang terjadinya peristiwa ini di wilayah tersebut. Antusiasme publik yang terekam di platform media sosial menunjukkan apresiasi yang mendalam terhadap keajaiban alam ini, mendorong rasa ingin tahu dan berbagi pengalaman di antara komunitas.
Fenomena halo matahari ini menjadi pengingat akan keindahan dan kompleksitas atmosfer bumi, serta bagaimana interaksi antara cahaya dan elemen atmosfer dapat menciptakan pemandangan yang memukau.