Para ilmuwan mengerahkan sensor laut inovatif untuk meningkatkan pemahaman dan prediksi badai. Program SASCWATCH, yang didanai oleh Office of Naval Research, memanfaatkan jaringan instrumen untuk mengumpulkan data penting tentang interaksi udara-laut selama peristiwa cuaca ekstrem.
Teknologi utama dalam program ini adalah Air-Launched Autonomous Micro Observer (ALAMO), sebuah pelampung ringkas yang dapat diluncurkan dari udara. Pelampung ALAMO ini menyediakan data waktu-nyata dari dalam dan sekitar badai yang sedang berkembang, mengisi kesenjangan pengetahuan kritis dalam studi fenomena jangka pendek. Pengembangan teknologi ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk meningkatkan akurasi prediksi badai, yang secara historis lebih unggul dalam melacak jalur badai dibandingkan memprediksi intensitasnya. Data dari sensor ini mengisi kesenjangan observasi yang tidak dapat ditangkap oleh satelit dan sumber lain, terutama di laut lepas. Integrasi data ini ke dalam model prediksi diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan kita untuk mengantisipasi dan merespons badai yang kuat ini, yang dapat menyebabkan kerugian miliaran dolar setiap tahunnya.
Pelampung ALAMO, yang merupakan versi lebih kecil dari teknologi profil yang digunakan dalam pelampung Argo, dapat diluncurkan dengan mudah dari pesawat. Hal ini menjadikan pelampung ALAMO ideal untuk penyebaran respons cepat yang diperlukan untuk mempelajari fenomena jangka pendek seperti badai. Daripada mengerahkan kapal yang bergerak lambat, pelampung yang dapat diluncurkan dari udara ini dapat memanfaatkan pesawat "pemburu badai" untuk mengerahkan sejumlah besar instrumen di dalam dan di sekitar badai yang sedang berkembang. Data yang dikumpulkan dan dikirimkan oleh pelampung ALAMO akan digunakan untuk memahami interaksi laut dengan siklon tropis dan meningkatkan model prediksi badai yang terhubung. Selain pelampung ALAMO, program SASCWATCH juga mengintegrasikan data dari pelampung Argo tradisional. Pelampung Argo, yang tersebar di seluruh dunia, mengukur suhu dan salinitas di bagian atas lautan. Saat ini terdapat lebih dari 4.000 robot pelampung yang memantau 2.000 meter teratas lautan, mengirimkan data kembali ke darat setiap 10 hari. Selama musim badai puncak, transmisi data lebih sering terjadi, sehingga data waktu-nyata tersedia untuk meningkatkan perkiraan badai. Kemajuan dalam pemantauan laut ini, bersama dengan data dari pelampung Argo tradisional, menjanjikan peningkatan yang signifikan dalam prediksi pembentukan dan intensitas badai. Integrasi data baru ini ke dalam model perkiraan bertujuan untuk meningkatkan strategi kesiapan dan respons terhadap badai yang kuat ini, yang pada akhirnya berkontribusi pada perlindungan kehidupan dan properti dalam menghadapi sistem badai yang semakin tidak dapat diprediksi.