Plastik Bio Baru Cepat Terurai di Air Laut, Tawarkan Alternatif Berkelanjutan

Diedit oleh: Inna Horoshkina One

Pencarian alternatif berkelanjutan untuk plastik berbasis petroleum telah menghasilkan penemuan-penemuan terobosan dalam bahan-bahan ramah lingkungan laut. Para peneliti sedang mengembangkan bioplastik inovatif yang cepat terurai di air laut, mengatasi masalah polusi plastik yang terus-menerus.

Para ilmuwan di Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) menemukan bahwa busa selulosa diasetat (CDA) terurai dengan cepat di air laut. Selama 36 minggu, CDA kehilangan 65-70% dari massanya, terurai 15 kali lebih cepat daripada CDA padat. Hal ini menjadikan CDA sebagai pengganti yang menjanjikan untuk plastik yang persisten seperti Styrofoam.

Kemajuan lebih lanjut termasuk bahan yang 100% dapat terurai secara hayati yang dikembangkan di University of Copenhagen. Bahan ini, yang terbuat dari pati barley dan serat nano selulosa dari limbah bit gula, terurai dalam waktu dua bulan. Inovasi-inovasi ini menyoroti potensi bioplastik untuk merevolusi pengemasan dan mengurangi dampak lingkungan. Di Indonesia, isu lingkungan juga menjadi perhatian penting, sejalan dengan komitmen pemerintah dan masyarakat untuk menjaga keberlanjutan. Pengembangan bioplastik ini sejalan dengan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan yang kuat di Indonesia. Kita semua, dari pemerintah hingga masyarakat, memiliki peran dalam mendukung inovasi ini dan berkontribusi pada masa depan yang lebih hijau bagi Indonesia dan dunia.

Sumber-sumber

  • Nature

  • A starch-based, crosslinked blend film with seawater-specific dissolution characteristics

  • Scientists discover fastest degrading bioplastic in seawater

  • Scientists discover fastest degrading bioplastic in seawater

  • Scientists discover fastest degrading bioplastic in seawater

  • Scientists discover fastest degrading bioplastic in seawater

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.