Pemerintah Inggris mengusulkan perluasan larangan metode penangkapan ikan pukat harimau di 41 Kawasan Konservasi Laut (MPA) tambahan. Langkah ini bertujuan untuk melindungi ekosistem laut yang rapuh dan mendorong pemulihan keanekaragaman hayati laut. Konsultasi publik mengenai usulan ini, yang dimulai pada Juni 2025, akan berakhir pada 29 September 2025. Jika disetujui, larangan baru ini akan mencakup sekitar 30.000 kilometer persegi laut Inggris, memberikan perlindungan bagi habitat sensitif seperti dataran pasir bawah laut dan lumpur.
Pukat harimau, yang melibatkan penarikan jaring besar di sepanjang dasar laut, telah terbukti merusak habitat, menghancurkan terumbu karang, dan menangkap biota laut secara tidak pandang bulu, termasuk spesies yang dilindungi. Di Indonesia, penggunaan pukat harimau telah dilarang sejak tahun 1980 melalui Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1980, yang kemudian diperkuat dengan undang-undang serta peraturan menteri yang melarang alat tangkap yang merusak ekosistem laut. Namun, pada akhir 2020, Indonesia sempat mencabut larangan tersebut sebelum memberlakukannya kembali pada pertengahan 2021.
Kelompok lingkungan menyambut baik inisiatif Inggris ini, dengan survei menunjukkan 80% masyarakat mendukung perlindungan satwa liar laut yang setara dengan spesies darat. Namun, beberapa perwakilan industri perikanan menyuarakan keprihatinan mengenai potensi dampak ekonomi terhadap komunitas pesisir dan armada penangkapan ikan. Pemerintah Inggris akan meninjau semua masukan sebelum mengambil keputusan akhir, dengan tujuan menyeimbangkan perlindungan lingkungan yang krusial dengan kepentingan industri perikanan.
Perluasan larangan ini merupakan bagian dari upaya global untuk mengatasi degradasi laut dan memulihkan kesehatan ekosistem laut yang vital. Diperkirakan, perluasan perlindungan ini dapat memberikan manfaat bagi Inggris hingga £3,1 miliar melalui pemulihan populasi ikan, siklus nutrisi, dan regulasi iklim. Keputusan ini juga sejalan dengan komitmen Inggris untuk meningkatkan perlindungan laut, seiring dengan meningkatnya kesadaran global akan pentingnya lautan yang sehat untuk keberlanjutan planet.