PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi telah menanam 7.000 bibit mangrove jenis Avicennia di lahan seluas 2,7 hektar di wilayah pesisir Desa Tonrokassi Timur, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Penanaman ini merupakan bagian dari komitmen PLN dalam menjaga kelestarian alam, khususnya di area yang dilalui proyek strategis nasional, dengan tujuan mencegah abrasi pantai dan mendukung keanekaragaman hayati.
Lokasi penanaman ini signifikan karena berada di jalur kabel transmisi tegangan tinggi 150 kV Punagaya – Bantaeng. Upaya ini mendapat dukungan dari pemerintah daerah setempat, termasuk Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jeneponto, dan sejalan dengan program PLN untuk memulihkan lahan kritis serta meningkatkan ketahanan pesisir. Mangrove berperan penting sebagai pemecah gelombang alami, mengurangi energi ombak, dan melindungi garis pantai dari erosi. Studi menunjukkan bahwa investasi restorasi mangrove dapat memberikan manfaat empat kali lebih besar dari biayanya dan efektif mengurangi ketinggian gelombang tsunami hingga 35 persen. Indonesia, yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia, sangat mengutamakan upaya restorasi ini. Program seperti "Mangroves for Coastal Resilience" yang didanai Bank Dunia menargetkan restorasi 600.000 hektar mangrove pada tahun 2024. Erosi pantai merupakan ancaman serius yang telah menyebabkan hilangnya lahan pertanian dan pemukiman di beberapa wilayah pesisir Sulawesi, dengan perkiraan sekitar 28.000 kilometer persegi lahan hilang secara global akibat abrasi pantai pada tahun 2018. Penanaman mangrove oleh PLN ini tidak hanya berfungsi sebagai pertahanan alami terhadap bencana, tetapi juga mendukung ekosistem pesisir yang kaya dan menjadi sumber mata pencaharian, serta berperan dalam mitigasi perubahan iklim dengan menyerap karbon.