Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Ecology menyoroti hubungan penting antara keragaman penyerbuk dan keberhasilan reproduksi spesies tumbuhan *Neustanthus phaseoloides*. Penelitian ini menemukan bahwa keragaman penyerbuk, mulai dari lebah hingga kupu-kupu, secara signifikan meningkatkan reproduksi tumbuhan tersebut, menekankan pentingnya menjaga komunitas penyerbuk yang sehat untuk kelestarian keanekaragaman hayati.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. S. Paul mengamati kunjungan penyerbuk dan dampaknya terhadap pembentukan biji selama beberapa musim berbunga. Hasilnya menunjukkan korelasi langsung: semakin beragam jenis penyerbuk yang mengunjungi bunga, semakin tinggi pula hasil reproduksi *Neustanthus phaseoloides*. Hal ini memperkuat perlunya upaya perlindungan terhadap berbagai kelompok penyerbuk.
Studi ini juga mengidentifikasi aktivitas manusia, seperti degradasi habitat dan penggunaan pestisida, sebagai ancaman serius terhadap efektivitas penyerbuk. Data yang terkumpul mendukung penerapan praktik pertanian berkelanjutan dan restorasi habitat untuk mendukung populasi penyerbuk. Hilangnya habitat alami akibat urbanisasi dan ekspansi pertanian merupakan penyebab utama penurunan populasi penyerbuk. Laporan IUCN tahun 2023 mencatat bahwa lebih dari 40% spesies serangga penyerbuk menghadapi risiko kepunahan global.
Kehilangan penyerbuk ini tidak hanya mengancam kelangsungan hidup spesies tumbuhan tetapi juga berdampak pada ketahanan pangan manusia, karena banyak tanaman pangan bergantung pada penyerbukan. Para ilmuwan menekankan perlunya solusi multifaset, termasuk penciptaan koridor hijau dan pengurangan penggunaan bahan kimia pertanian berbahaya. Pendekatan yang berfokus pada pemulihan ekosistem secara keseluruhan akan memberikan manfaat berlipat ganda bagi keanekaragaman hayati dan produktivitas pertanian.