Pergerakan Kutub Magnetik Utara Bumi yang terus berlanhak menuju Siberia, Rusia, telah memicu kebutuhan mendesak untuk pembaruan sistem navigasi global. Fenomena alam ini, yang disebabkan oleh dinamika kompleks di inti luar Bumi, mengharuskan penyesuaian pada model magnetik yang menjadi tulang punggung teknologi navigasi modern.
Sejak tahun 1830-an, para ilmuwan telah mengamati pergeseran Kutub Magnetik Utara. Awalnya, pergerakannya relatif lambat, namun sejak tahun 1990-an, kecepatannya meningkat drastis. Laporan dari British Geological Survey (BGS) dan NOAA menyebutkan bahwa pada awal tahun 2000-an, kecepatannya mencapai sekitar 55 km per tahun, meskipun belakangan ini sedikit melambat menjadi sekitar 25 km per tahun. Perubahan ini dipicu oleh pergerakan besi dan nikel cair di inti luar Bumi, yang menghasilkan medan magnet planet ini. Perubahan pola aliran di dalam inti Bumi, khususnya di bawah Kanada dan Siberia, menjadi penyebab utama pergeseran ini, dengan gumpalan magnet di bawah Siberia yang kini memiliki pengaruh lebih besar.
Dampak utama dari pergeseran ini terasa pada sistem navigasi. Model Magnetik Dunia (World Magnetic Model - WMM) yang digunakan oleh berbagai instansi, termasuk militer Amerika Serikat dan Inggris, serta sistem navigasi sipil seperti GPS dan Google Maps, memerlukan pembaruan berkala untuk memastikan akurasi. Pembaruan terbaru, World Magnetic Model High Resolution 2025 (WMMHR2025), dirilis pada Desember 2024 dan akan berlaku hingga akhir 2029. Model ini menawarkan resolusi spasial yang lebih tinggi, memberikan akurasi arah yang lebih baik.
Peran penting dalam pembaruan model ini diemban oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) National Centers for Environmental Information (NCEI) dan British Geological Survey (BGS). Kedua lembaga ini bekerja sama dalam mengembangkan dan mendistribusikan model magnetik yang akurat. Pembaruan model ini sangat krusial, terutama bagi sektor penerbangan, maritim, dan transportasi darat, serta penelitian ilmiah yang sangat bergantung pada presisi navigasi.
Para ahli geofisika, seperti Ciaran Beggan dari British Geological Survey, menjelaskan bahwa pergeseran ini adalah fenomena alami yang terkait dengan aktivitas di inti Bumi. Meskipun pergeseran ini tidak secara langsung membahayakan manusia, ketidakakuratan dalam sistem navigasi dapat menimbulkan konsekuensi yang signifikan. Oleh karena itu, pembaruan rutin dan kesadaran akan fenomena ini sangat penting untuk menjaga kelancaran operasional teknologi yang kita andalkan sehari-hari.