Penemuan Prasasti Kuno di Sinai: Potensi Referensi Non-Kitab Suci Terawal untuk Musa

Diedit oleh: Tetiana Martynovska 17

Penelitian terbaru terhadap prasasti Proto-Sinaitik di Serabit el-Khadim, Semenanjung Sinai, Mesir, telah memunculkan klaim adanya referensi non-Kitab Suci terawal mengenai Musa. Michael S. Bar-Ron, seorang peneliti independen, mengusulkan bahwa frasa seperti "zot m'Moshe" (yang berarti "Ini dari Musa") muncul dalam ukiran-ukiran berusia sekitar 3.800 tahun ini, berasal dari Zaman Perunggu Pertengahan.

Prasasti-prasasti ini, yang pertama kali ditemukan oleh arkeolog Sir Flinders Petrie pada awal abad ke-20, ditulis dalam aksara Proto-Sinaitik. Aksara ini merupakan sistem penulisan alfabet awal yang digunakan oleh para pekerja berbahasa Semit pada masa pemerintahan Firaun Amenemhat III (sekitar 1800 SM). Analisis Bar-Ron menunjukkan bahwa prasasti-prasasti ini mungkin mencerminkan tulisan dari seorang juru tulis tunggal yang mahir dalam hieroglif Mesir namun bekerja dengan alfabet yang baru muncul. Jika terbukti, penemuan ini dapat memberikan bukti sejarah tentang tokoh Musa di luar narasi Alkitab.

Keberadaan aksara Proto-Sinaitik sangat signifikan karena merupakan mata rantai penting dalam perkembangan semua alfabet modern, yang berevolusi dari simbol hieroglif Mesir yang diadaptasi untuk mewakili bunyi Semit. Namun, klaim Bar-Ron ini telah menimbulkan perdebatan di kalangan para ahli. Dr. Thomas Schneider, seorang Egyptologist dari University of British Columbia, mengkritik interpretasi tersebut sebagai belum terbukti dan berpotensi menyesatkan, serta mempertanyakan metodologinya.

Terlepas dari kontroversi tersebut, perhatian yang kembali diberikan pada prasasti-prasasti ini menawarkan sekilas pandang ke dalam dunia budaya dan linguistik para pekerja Semit di Mesir kuno. Prasasti-prasasti ini juga menunjukkan adanya konflik keagamaan di antara para pekerja, dengan beberapa prasasti memuji dewi Baalat (setara Semit dari dewi Mesir Hathor), sementara yang lain menunjukkan tanda-tanda perusakan yang disengaja, kemungkinan oleh para penyembah El, dewa bangsa Israel. Fenomena ini dapat diartikan sebagai "titik nol pemberontakan teologis," yang mencerminkan pergolakan budaya pada masa itu.

Penelitian Bar-Ron, yang menghabiskan delapan tahun menganalisis gambar beresolusi tinggi dan pemindaian 3D, menyoroti gaya penulisan yang konsisten dan nada pribadi dalam beberapa prasasti. Hal ini sejalan dengan catatan Alkitab tentang Musa yang dibesarkan di istana Firaun. Perhatian lebih lanjut dari para ahli diperlukan untuk memvalidasi temuan ini, yang berpotensi merevolusi pemahaman kita tentang sejarah Alkitab dan asal-usul penulisan alfabet.

Sumber-sumber

  • New York Post

  • Egyptian inscription may contain oldest non-biblical reference to Moses

  • ‘This is from Moses’: Newly imaged Sinai inscriptions revive Exodus-era alphabet debate

  • Ancient Egyptian mystery markings in turquoise mine may be 'message written by Moses himself'

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.

Penemuan Prasasti Kuno di Sinai: Potensi R... | Gaya One