Sebuah penemuan arkeologi yang luar biasa telah menggemparkan dunia sains di Benteng Ayanis, Turki, yang dibangun oleh Raja Urartian Rusa II di tepi Danau Van.
Para arkeolog menemukan kerangka manusia berusia sekitar 2.700 tahun, yang merupakan temuan manusia pertama di benteng tersebut. Kerangka ini diyakini milik seorang pemuda berusia 18 tahun, yang ditemukan bersama perhiasan dan segel, mengindikasikan status sosial yang tinggi. Keunikan penemuan ini semakin bertambah dengan ditemukannya fragmen jaringan otak yang terkarbonisasi di dalam tengkorak, sebuah fenomena langka yang memberikan wawasan mendalam tentang kondisi pengawetan di masa lalu. Analisis DNA sedang dilakukan oleh para ahli dari Universitas Hacettepe untuk mengungkap lebih lanjut mengenai garis keturunan bangsawan Urartian.
Benteng Ayanis merupakan bagian dari peradaban Urartu yang berkembang pesat antara abad ke-9 hingga ke-6 SM, dikenal dengan kemampuannya dalam bidang metalurgi dan arsitektur pertahanan yang kokoh. Kerajaan Urartu, yang wilayahnya membentang hingga Armenia, Iran, dan Irak modern, sering berkonflik dengan Asiria dan menjadi kekuatan dominan di Timur Dekat pada masanya. Penemuan di Ayanis ini menambah kekayaan pemahaman kita tentang peradaban Urartu, yang juga meninggalkan jejak melalui prasasti aksara paku dan seni logam yang canggih.
Upaya pelestarian di situs Benteng Ayanis terus dilakukan, dengan target 75% area kuil dapat diakses pengunjung tahun ini, didukung oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata serta Pemerintah Daerah Van. Hal ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk mempelajari lebih dalam tentang warisan budaya Urartian yang kaya. Penemuan arkeologi di Turki secara umum mengalami peningkatan signifikan, dengan tahun 2024 dijuluki sebagai 'Zaman Keemasan Arkeologi' berkat berbagai temuan penting di seluruh Anatolia, termasuk situs-situs seperti Göbeklitepe dan Karahantepe yang terus mengubah pemahaman tentang peradaban awal manusia. Penelitian DNA pada kerangka manusia purba, seperti yang dilakukan pada situs lain di Turki, terus memberikan data baru yang revolusioner mengenai migrasi dan evolusi manusia di wilayah tersebut.