Serangkaian artefak dan reruntuhan yang ditemukan di bentangan alam tenggara Yordania, dekat perairan Laut Mati, membuka perspektif baru mengenai kemungkinan adanya peristiwa dahsyat yang melanda wilayah tersebut. Penemuan arkeologis ini memberikan resonansi kuat terhadap narasi kuno mengenai kehancuran kota Sodom dan Gomora.
Ekskavasi di lokasi-lokasi kunci, termasuk Bab edh-Dhra yang sering dikaitkan dengan Sodom dan Numera yang diduga adalah Gomora, telah menyingkapkan jejak peradaban Zaman Perunggu Awal. Para peneliti menemukan sisa-sisa bangunan yang hangus terbakar hebat dan bahkan kerangka manusia yang terawetkan di bawah timbunan puing runtuh, mengindikasikan bencana yang terjadi secara tiba-tiba dan penuh kekerasan. Berbeda dengan situs-situs tersebut, kota Zoar, yang dalam catatan kuno disebut sebagai tempat perlindungan bagi Lot, ditemukan dalam kondisi yang relatif utuh, menciptakan kontras antara kisah perlindungan dan realitas kehancuran di sekitarnya.
Hipotesis yang kini menguat di kalangan ilmuwan, termasuk peneliti seperti Steven Collins dari Trinity Southwest University, adalah bahwa kehancuran masif ini dipicu oleh sebuah peristiwa ledakan udara kosmik, sebuah fenomena yang memiliki kemiripan dengan Kejadian Tunguska tahun 1908. Bukti pendukungnya adalah identifikasi jejak panas ekstrem yang mampu melelehkan bata lumpur dan material bangunan hingga menjadi kaca, menunjukkan suhu yang diperkirakan melebihi 2.000 derajat Celsius, jauh melampaui kebakaran biasa.
Analisis tanah di situs Tall el-Hammam, yang diperkirakan merupakan lokasi Sodom dan berjarak sekitar 14 kilometer dari Laut Mati, memperkuat gagasan ini. Di sana ditemukan bola-bola kecil besi dan silika, serta mineral kuarsa kejut (shocked quartz), yang merupakan penanda khas dari hantaman benda langit. Penemuan ini mendukung kesimpulan bahwa gelombang kejut dari ledakan udara meteor yang terjadi sekitar 3.600 tahun lalu, atau sekitar 1650 SM, meratakan kota tersebut. Ledakan tersebut diperkirakan terjadi sekitar 4 kilometer di atas permukaan bumi, dengan daya yang diperkirakan jauh melampaui daya ledak bom atom Hiroshima.
Setiap penemuan di situs-situs kuno ini menjadi cermin tentang kerapuhan struktur yang dibangun manusia di hadapan kekuatan alam yang dahsyat. Namun, keberadaan Zoar yang selamat menyoroti bahwa di tengah bencana total, selalu ada potensi bagi pembentukan ulang dan kesadaran yang lebih jernih bagi generasi yang menyaksikan dampaknya dari masa ke masa.