Objek antarbintang 3I/ATLAS terus menjadi sorotan para astronom karena karakteristiknya yang tidak biasa, memicu spekulasi mengenai kemungkinan asal usul cerdas.
Pengukuran yang dilakukan oleh fisikawan Harvard, Avi Loeb, bersama timnya, menunjukkan batas atas akselerasi non-gravitasi pada 3I/ATLAS. Ketika dibandingkan dengan pengamatan pelepasan gas, temuan ini mengindikasikan massa minimum objek tersebut mencapai 33 miliar ton, jauh lebih besar dari komet mana pun yang pernah diamati sebelumnya. Kombinasi akselerasi non-gravitasi yang lemah dan kehilangan massa yang signifikan merupakan anomali yang memicu perdebatan mengenai asal-usulnya. Selain itu, 3I/ATLAS menunjukkan aktivitas tak terduga saat mendekati Matahari, termasuk lonjakan emisi eksotis dan perubahan warna koma menjadi hijau terang, fenomena yang disertai perpanjangan bercahaya mengarah ke Matahari. Para ilmuwan menggambarkan ini sebagai proses ambang batas yang tampaknya dipicu oleh suhu tertentu.
Kombinasi anomali ini—massa yang tak terduga dan aktivasi mendadak—telah mendorong beberapa pihak untuk mengusulkan bahwa 3I/ATLAS bisa jadi merupakan probe buatan atau artefak teknologi. Loeb sendiri berpendapat bahwa keunikan ini patut dipertimbangkan secara serius untuk hipotesis teknologi. Meskipun NASA berpendapat bahwa penjelasan alami masih mungkin, beberapa pengamat melihat adanya paralel dengan penanganan penampakan UFO.
Sebagai perbandingan, objek antarbintang sebelumnya seperti 'Oumuamua dan 2I/Borisov juga menunjukkan karakteristik yang membingungkan para ilmuwan. 'Oumuamua, yang terdeteksi pada tahun 2017, memiliki bentuk yang sangat memanjang dan menunjukkan sedikit akselerasi yang tidak dapat dijelaskan oleh gravitasi saja. Sementara itu, 2I/Borisov, yang terdeteksi pada tahun 2019, lebih mirip komet pada umumnya namun tetap merupakan objek asing dari sistem bintang lain. Keunikan 3I/ATLAS, terutama ukurannya yang diperkirakan jauh lebih besar, menempatkannya dalam kategori tersendiri dan memperdalam misteri asal-usulnya. Diskusi mengenai kemungkinan adanya peradaban luar angkasa yang lebih maju dan teknologi mereka terus berlanjut, seiring dengan upaya para ilmuwan untuk mengumpulkan lebih banyak data dari objek yang melintasi tata surya kita ini.