Penemuan signifikan di wilayah tenggara Laut Mati, Yordania, semakin memperkuat korelasi antara lokasi-lokasi historis tertentu dengan kota-kota legendaris Alkitab, yakni Sodom, Gomora, Adma, Zeboim, dan Zoar. Penelitian arkeologi intensif pada tahun 2025 ini membuka pemahaman baru mengenai peradaban Zaman Perunggu Awal di kawasan tersebut. Setiap situs kini ditinjau sebagai cerminan narasi kuno, menawarkan kesempatan untuk menelaah pola kehidupan dan keruntuhan yang pernah terjadi di Lembah Yordan Tengah.
Bab edh-Dhra diyakini sebagai kandidat utama untuk kota Sodom. Penggalian di situs ini menyingkapkan benteng pertahanan yang mengesankan, termasuk dinding setebal 23 inci, bersama kompleks perumahan dan sebuah kuil megah dari periode Zaman Perunggu Awal. Yang lebih mencolok adalah temuan di pemakaman terdekat: sisa-sisa atap, tiang, dan batu bata yang hangus terbakar. Kondisi ini sangat selaras dengan deskripsi dalam Kitab Kejadian mengenai pemusnahan kota melalui api dahsyat.
Sementara itu, Numera diidentifikasi sebagai Gomora. Reruntuhan di Numera juga menunjukkan jejak pendudukan Zaman Perunggu Awal dan kerusakan parah akibat kebakaran. Penemuan kerangka manusia di bawah menara yang runtuh di Numera memberikan indikasi kuat akan adanya peristiwa katastrofik mendadak. Untuk Adma dan Zeboim, lokasi Fifa dan Khanazir diusulkan, meskipun konfirmasi lebih lanjut masih dinantikan, namun kedua situs ini menunjukkan pola kehancuran serupa melalui api sebelum akhirnya ditinggalkan.
Zoar, yang berlokasi dekat Safi modern, menonjol sebagai satu-satunya dari lima kota yang tidak mengalami pemusnahan total, menunjukkan kesinambungan kehidupan dari Zaman Perunggu hingga era Bizantium. Ekskavasi di Zoar berhasil mengungkap gereja, batu nisan, peninggalan Nabatea, dan sebuah gua yang dikaitkan dengan Nabi Lot. Susunan geografis situs-situs ini, yang membentang dalam garis utara-selatan di dekat jalur air purba, mendukung deskripsi Alkitab mengenai 'kota-kota di dataran'.
Kajian mendalam terhadap geologi Laut Mati, yang merupakan bagian dari Great Rift Valley, menunjukkan bahwa kawasan ini seismik aktif dan kaya akan hidrokarbon seperti aspal dan bitumen. Beberapa interpretasi geologis menduga bahwa api yang memusnahkan kota-kota tersebut berasal dari pembakaran aspal dan belerang akibat pergerakan Sesar Moab, bukan semata-mata fenomena dari langit. Konsistensi bukti—mulai dari jejak pendudukan, kehancuran oleh api, hingga pengabaian—memperkuat landasan historis dari narasi kuno tersebut.