Asteroid 2025 TF Melakukan Pendekatan Terdekat ke Bumi, Menyoroti Pentingnya Pengawasan Langit

Diedit oleh: Uliana S.

Pada 1 Oktober 2025, asteroid yang baru ditemukan, 2025 TF, melintas sangat dekat dengan Bumi, hanya berjarak sekitar 420 kilometer di atas Antartika. Ini menjadikannya pendekatan asteroid terdekat kedua yang pernah tercatat, hanya sedikit lebih jauh dari rekor sebelumnya yang dipegang oleh 2020 VT4, yang melintas pada jarak 370 kilometer dari Bumi pada November 2020. Meskipun ukurannya diperkirakan hanya antara 1,2 hingga 2,7 meter, lintasan dekat 2025 TF menyoroti tantangan dalam memantau objek dekat Bumi yang kecil dan bergerak cepat. Objek ini diklasifikasikan sebagai asteroid Apollo dengan periode orbit sekitar 2,06 tahun. Objek sekecil ini umumnya tidak menimbulkan ancaman signifikan karena cenderung hancur saat memasuki atmosfer Bumi.

Asteroid 2025 TF pertama kali terdeteksi oleh Catalina Sky Survey, sebuah program yang didanai NASA, hanya beberapa jam setelah melintas dekat. Observatorium lain, termasuk Kantor Pertahanan Planet ESA, juga mengamati objek tersebut tak lama setelah penemuannya. Kemampuan untuk melacak objek seukuran meter di ruang angkasa yang luas, terutama setelah ia telah melintas, merupakan pencapaian yang mengesankan dan menunjukkan kemajuan dalam teknologi deteksi dan pemantauan. Peristiwa ini menggarisbawahi pentingnya pengawasan langit yang berkelanjutan dan strategi pertahanan planet yang terus disempurnakan.

Badan antariksa seperti NASA dan ESA terus memantau ribuan objek dekat Bumi yang diketahui, memantau dengan cermat mana yang menimbulkan risiko terbesar bagi Bumi. Upaya seperti misi NEO Surveyor NASA, yang dijadwalkan untuk diluncurkan pada Juni 2028, bertujuan untuk menemukan dan mengkarakterisasi sebagian besar objek dekat Bumi yang berpotensi berbahaya bertahun-tahun sebelum mereka menjadi ancaman. Selain itu, latihan simulasi gabungan antarlembaga secara teratur dilakukan untuk mengevaluasi kesiapan nasional terhadap potensi dampak asteroid atau komet. Kemajuan dalam teknologi deteksi, seperti penggunaan kecerdasan buatan dalam analisis gambar astronomi dan pengembangan teleskop berbasis ruang angkasa, sangat penting dalam meningkatkan kemampuan kita untuk mengidentifikasi dan merespons objek-objek ini secara proaktif. Meskipun 2025 TF tidak menimbulkan ancaman, peristiwanya berfungsi sebagai pengingat akan sifat alam semesta yang dinamis dan kebutuhan yang terus-menerus untuk kewaspadaan dan inovasi dalam upaya kita untuk menjaga planet ini.

Sumber-sumber

  • IFLScience

  • NotebookCheck.net

  • SpaceWeekly.com

  • ESA

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.