Semua Berita
Logo

Pusat Notifikasi

Tidak ada pesan!

Pusat Notifikasi

Tidak ada pesan!

Kategori

    • •Semua Subkategori “Teknologi”
    • •Kecerdasan Buatan
    • •Mobil
    • •Gadget
    • •Internet
    • •Energi Baru
    • •Luar Angkasa
    • •Semua Subkategori “Ilmu Pengetahuan”
    • •Kedokteran & Biologi
    • •Sejarah & Arkeologi
    • •Astronomi & Astrofisika
    • •Fisika & Kimia
    • •Matahari
    • •Fisika Kuantum
    • •Genetika
    • •Semua Subkategori “Planet”
    • •Hewan
    • •Flora
    • •Penemuan
    • •Lautan
    • •Fenomena Tidak Biasa
    • •Cuaca & Ekologi
    • •Antartika
    • •Semua Subkategori “Masyarakat”
    • •Rekaman
    • •Seni
    • •Musik
    • •Gosip
    • •Mode
    • •Arsitektur
    • •Film
    • •Pengungkapan
    • •Makanan
    • •Semua Subkategori “Uang”
    • •Lelang
    • •Pajak
    • •Mata Uang Kripto
    • •Pasar Saham
    • •Perusahaan
    • •Bank & Mata Uang
    • •Hiburan
    • •Semua Subkategori “Peristiwa Dunia”
    • •Berita Terkini
    • •Ringkasan
    • •Organisasi Internasional
    • •Acara Global Mendatang
    • •Pertemuan Puncak
    • •Trump AS
    • •Semua Subkategori “Manusia”
    • •Kesadaran
    • •Meong
    • •Psikologi
    • •Pemuda
    • •Pendidikan
    • •Perjalanan
    • •Desain
    • •Bahasa

Ikuti Kami

  • •Teknologi
  • •Ilmu Pengetahuan
  • •Planet
  • •Masyarakat
  • •Uang
  • •Peristiwa Dunia
  • •Manusia

Bagikan

  • •Hewan
  • •Flora
  • •Penemuan
  • •Lautan
  • •Fenomena Tidak Biasa
  • •Cuaca & Ekologi
  • •Antartika
  • Tentang Kami
  • Ketentuan Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Beranda
  • Planet
  • Hewan

Adaptasi Evolusi Skink Australia dalam Menghadapi Racun Ular

04:59, 05 Agustus

Diedit oleh: Olga Samsonova

Penelitian terbaru dari Universitas Queensland mengungkapkan bahwa beberapa spesies skink di Australia telah mengembangkan adaptasi molekuler untuk melawan racun neurotoksin dari ular berbisa. Studi ini berfokus pada interaksi antara ular berbisa Australia, seperti death adders, dan spesies varanid lizard, termasuk goanna.

Profesor Bryan Fry dari Universitas Queensland menjelaskan bahwa sebagian besar varanid besar yang memangsa ular berbisa memiliki resistensi terhadap neurotoksin, yang mungkin terkait dengan gaya hidup predator mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa evolusi telah membekali kadal-kadal besar ini dengan kemampuan untuk melawan racun, meskipun tidak semua melakukannya dengan cara yang sama.

Penelitian ini juga menemukan bahwa dua garis keturunan varanid raksasa—komodo dan perentie—memiliki resistensi kimia terhadap racun yang berkurang, namun menggunakan pertahanan fisik mereka untuk melindungi diri dari ular. Skala tebal yang mengandung tulang mereka cukup untuk melindungi dari gigitan ular, sementara gigi besar mereka digunakan untuk dengan cepat memotong ular.

Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa kadal-kadal varanid kerdil, seperti kadal pohon, kehilangan resistensi kimia saat mereka berevolusi untuk hidup di atas tanah dan menjauh dari predator, sementara garis keturunan kerdil lainnya mendapatkan kembali resistensi tersebut saat mereka berevolusi menjadi penghuni liang.

Studi ini menyoroti dinamika proses evolusi dalam ekosistem yang rapuh, di mana adaptasi spesies terhadap ancaman seperti racun ular dapat mengarah pada perubahan signifikan dalam strategi pertahanan mereka. Penelitian ini dipublikasikan dalam International Journal of Molecular Sciences.

Sumber-sumber

  • EurekAlert!

  • How lizards avoid being killed by venomous snakes - UQ News

  • How lizards avoid being killed by venomous snakes - UQ News

Baca lebih banyak berita tentang topik ini:

05 Agustus

Mahasiswa Kenya Gunakan AI untuk Lindungi Zebra Grévy: Harapan untuk Masa Depan

01 Agustus

Penemuan Fernatator prenticei: Penambahan Penting dalam Rekor Ichthyosaurus Jura Awal di Amerika Utara

01 Agustus

Leopard Seal Songs Resemble Human Nursery Rhymes

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.

Peringkat Berita