Pada 27 Agustus 2025, sektor Teknologi Informasi (TI) India menghadapi lanskap yang kompleks, ditandai dengan pembentukan unit AI khusus oleh Tata Consultancy Services (TCS) yang dipimpin oleh Amit Kapur. Langkah strategis ini, yang bertujuan untuk mengintegrasikan dan mempercepat solusi berbasis Kecerdasan Buatan (AI), memposisikan TCS sebagai pionir di antara perusahaan TI India di domain yang berkembang pesat ini. Pembentukan unit AI ini mencerminkan tren yang lebih luas di mana perusahaan TI India semakin memprioritaskan AI sebagai strategi utama untuk pertumbuhan, terutama karena belanja klien global tetap lesu.
Perkembangan ini terjadi bersamaan dengan pemberlakuan tarif impor sebesar 50% oleh Amerika Serikat terhadap berbagai produk ekspor India, yang mulai berlaku pada tanggal yang sama. Tarif yang signifikan ini, yang merupakan tanggapan terhadap keputusan India untuk melanjutkan impor minyak Rusia, diperkirakan akan berdampak pada ekspor India senilai sekitar $48 miliar. Sektor padat karya seperti tekstil, permata dan perhiasan, serta produk makanan olahan diperkirakan akan mengalami penurunan hingga 70%. Akibatnya, pusat-pusat manufaktur seperti Tirupur, Noida, dan Surat dilaporkan telah menghentikan produksi karena daya saing biaya yang menurun, dengan perkiraan produk India menjadi 30-35% lebih mahal dibandingkan pesaing dari China, Vietnam, dan Bangladesh.
Menanggapi ketegangan perdagangan ini, India menunjukkan ketahanan dengan memperkuat hubungan diplomatik dan ekonomi dengan China dan Rusia. Perdana Menteri Narendra Modi menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk melindungi kepentingan petani India, bahkan jika itu berarti menghadapi konsekuensi ekonomi. Di dalam negeri, India juga telah menerapkan larangan terhadap game online berbasis uang nyata, sebuah langkah yang diperkirakan akan berdampak pada industri senilai $25 miliar, berisiko kehilangan pendapatan pajak yang signifikan dan jutaan pekerjaan.
Meskipun menghadapi tantangan eksternal dan domestik ini, pasar saham India, termasuk indeks Nifty 50, menunjukkan stabilitas yang relatif. Lembaga pemeringkat Fitch mempertahankan peringkat kredit India di 'BBB-' dengan pandangan stabil, mengantisipasi dampak terbatas pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan berkat cadangan devisa yang kuat dan intervensi bank sentral. Di sektor TI, TCS secara aktif berinvestasi dalam peningkatan keterampilan tenaga kerjanya, dengan komitmen untuk melatih 150.000 karyawannya dalam keterampilan yang berpusat pada AI. Para ahli berpendapat bahwa meskipun ada tantangan jangka pendek, adopsi AI yang meningkat dan fokus pada solusi inovatif akan memastikan pertumbuhan yang moderat namun stabil bagi sektor TI India dalam jangka menengah, dengan kemampuan adaptasi dan inovasi menjadi kunci untuk menavigasi lanskap ekonomi global yang terus berubah.