Pasar Global Menurun Akibat Kekhawatiran Investasi AI, Inflasi Inggris Naik

Diedit oleh: Olga Sukhina

Pasar saham global mengalami penurunan signifikan pada 20 Agustus 2025, dipicu oleh kekhawatiran mengenai keberlanjutan lonjakan kecerdasan buatan (AI). Sektor teknologi Amerika Serikat menjadi pusat perhatian, dengan saham-saham unggulan seperti Nvidia dan Palantir mengalami koreksi tajam. Nvidia tercatat turun 5,24%, sementara Palantir anjlok 6,61%.

Kekhawatiran ini diperparah oleh laporan terbaru dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang berjudul "The GenAI Divide: State of AI in Business 2025". Laporan yang dirilis pada Juli 2025 ini mengungkapkan bahwa dari investasi perusahaan sebesar $30-40 miliar dalam AI generatif, sebesar 95% tidak menunjukkan pengembalian finansial yang terukur. Studi ini juga menyoroti bahwa keberhasilan implementasi AI lebih condong pada sistem yang adaptif, dengan proyek yang bersumber dari penyedia eksternal memiliki tingkat keberhasilan sekitar 67%, berbanding terbalik dengan 33% untuk sistem yang dikembangkan secara internal.

Sentimen negatif ini dengan cepat menyebar ke pasar Eropa. Indeks STOXX 600 melemah 0,2%, sementara FTSE 100 Inggris juga mengalami penurunan serupa sebesar 0,2%. Data inflasi Inggris untuk Juli 2025 menunjukkan kenaikan menjadi 3,8%, menambah kekhawatiran ekonomi. Sektor pertahanan di Eropa juga mengalami tekanan jual, seiring dengan munculnya harapan kesepakatan damai di Ukraina yang dipengaruhi oleh usulan kebijakan AS.

Pasar Asia tidak luput dari dampak ini. Indeks Nikkei 225 Jepang kehilangan 1,5% dari nilainya, mencerminkan aksi jual di Wall Street dan kehati-hatian menjelang simposium ekonomi Jackson Hole. Kekhawatiran mengenai potensi intervensi pemerintah AS di sektor teknologi, termasuk pembagian pendapatan dan kepemilikan saham federal, turut membebani sentimen pasar global.

Di tengah ketidakpastian ini, Federal Reserve Amerika Serikat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 4,25%-4,5%, level yang sama sejak Desember 2024. Keputusan ini mencerminkan kekhawatiran bank sentral terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi, dengan proyeksi dua kali pemotongan suku bunga tahun ini. Investor kini mengalihkan fokus pada Simposium Kebijakan Ekonomi Jackson Hole yang dijadwalkan berlangsung pada 21-23 Agustus 2025, dengan tema "Pasar Tenaga Kerja dalam Transisi: Demografi, Produktivitas, dan Kebijakan Makroekonomi". Komentar dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengenai prospek ekonomi dan arah kebijakan suku bunga di masa depan sangat dinantikan, dengan indikasi pasar yang mengantisipasi kemungkinan pemotongan suku bunga sebesar seperempat poin pada bulan September.

Pergerakan pasar ini mencerminkan siklus penyesuaian alami dalam lanskap inovasi teknologi. Kekhawatiran yang muncul menjadi momentum bagi para pelaku pasar untuk mengevaluasi kembali ekspektasi dan strategi investasi, mendorong pencarian model bisnis AI yang lebih berkelanjutan dan terukur di masa depan.

Sumber-sumber

  • KULR-8 Local News

  • US tech stocks hit by concerns over future of AI boom

  • Asia shares slip, dollar steadies ahead of Jackson Hole

  • European equities retreat from 5-month high as tech, defence shares drag

  • Fed rate decision June 2025: Fed holds key rate steady

  • Tech selloff casts gloom over markets

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.