Pasar minyak mentah global menyaksikan penurunan signifikan, dengan harga yang jatuh lebih dari 11% sejak awal Agustus 2025. Penurunan ini menandai masuknya komoditas ini ke dalam wilayah pasar beruang, yang dipicu oleh lonjakan produksi dari negara-negara OPEC+ dan perkembangan geopolitik yang terus berkembang.
Menanggapi kondisi pasar yang berubah, delapan negara anggota utama OPEC+, termasuk Arab Saudi, Rusia, dan Uni Emirat Arab, telah menyetujui peningkatan produksi minyak mentah kolektif mereka sebesar 548.000 barel per hari pada Agustus 2025. Langkah ini mempercepat pembalikan dari pemotongan produksi sebelumnya, yang bertujuan untuk menyeimbangkan pasar di tengah pertumbuhan ekonomi global yang stabil dan tingkat persediaan yang relatif rendah. International Energy Agency (IEA) memproyeksikan pertumbuhan pasokan minyak global akan jauh melampaui pertumbuhan permintaan, yang berpotensi menyebabkan penumpukan persediaan yang signifikan di akhir tahun 2025 dan awal 2026.
Di sisi lain, faktor geopolitik memainkan peran penting dalam membentuk persepsi pasar. Potensi pembicaraan damai yang melibatkan Rusia, Ukraina, dan Amerika Serikat, serta antisipasi pelonggaran sanksi terhadap minyak Rusia, telah menjadi sorotan. Presiden Trump telah menginisiasi pengaturan pertemuan antara Presiden Putin dan Zelenskiy, yang dapat mengarah pada diskusi mengenai sanksi. Jika sanksi terhadap minyak Rusia dilonggarkan, hal ini dapat meningkatkan pasokan global dan memberikan tekanan lebih lanjut pada harga.
Proyeksi dari Administrasi Informasi Energi AS (EIA) semakin memperkuat pandangan pasar yang melemah. EIA memperkirakan harga minyak mentah Brent akan rata-rata di bawah $60 per barel pada Kuartal IV 2025, sebuah level yang belum pernah tercapai sejak tahun 2020. Lebih lanjut, EIA memproyeksikan harga minyak mentah Brent akan rata-rata mendekati $50 per barel sepanjang tahun 2026. Produksi minyak mentah AS juga diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi mendekati 13,6 juta barel per hari pada Desember 2025, yang semakin menambah tekanan pada harga karena melimpahnya pasokan.
Sementara pasar energi mengalami koreksi, indeks pasar saham utama menunjukkan ketahanan. SPDR S&P 500 ETF Trust (SPY) mencatat kenaikan tipis sebesar 0,00103%, dan iShares MSCI ACWI ETF (ACWI) juga mengalami kenaikan sebesar 0,00090% pada 18 Agustus 2025. Kinerja yang relatif stabil di pasar saham ini menunjukkan sentimen investor yang seimbang, yang mungkin mengantisipasi bahwa pergeseran dalam pasar energi akan menciptakan peluang baru di sektor lain.
Pergeseran dalam pasar minyak ini merupakan cerminan dari interaksi kompleks antara keputusan produksi, dinamika geopolitik, dan proyeksi ekonomi. Peningkatan pasokan yang terkoordinasi oleh OPEC+ dan faktor-faktor yang memengaruhi aliran minyak Rusia secara bersama-sama menciptakan lingkungan di mana pasokan global diperkirakan akan melampaui permintaan, yang mengarah pada penyesuaian harga yang signifikan.