Longevity Travel Mengalami Ledakan Seiring Melonjaknya Pariwisata Berfokus Kesehatan

Diedit oleh: Liliya Shabalina

Industri pariwisata pada tahun 2025 menyaksikan lonjakan signifikan dalam 'longevity travel' atau perjalanan panjang umur, yang berfokus pada peningkatan kesehatan, kesejahteraan, dan perpanjangan usia harapan hidup.

Destinasi populer yang menjadi sorotan dalam tren ini termasuk Okinawa di Jepang dan Semenanjung Nikoya di Kosta Rika, keduanya diakui sebagai 'Blue Zones' karena harapan hidup yang tinggi dan kesehatan yang prima di kalangan penduduknya. Gaya hidup di zona-zona ini, yang menekankan diet nabati, aktivitas fisik yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari, ikatan sosial yang kuat, dan rasa tujuan hidup, menjadi inspirasi utama bagi para pelancong yang mencari cara untuk mengadopsi prinsip-prinsip ini guna meningkatkan vitalitas pribadi dan kesejahteraan jangka panjang.

Tren yang muncul menyoroti perpaduan praktik kesehatan tradisional dan modern. Pelancong semakin mencari pengalaman yang mengintegrasikan kearifan kuno, seperti pengobatan tradisional Tiongkok (TCM) dengan akupunktur dan herbal, serta praktik modern seperti cryotherapy, terapi sel punca, dan konsultasi kesehatan yang dipersonalisasi. Pasar pariwisata kesehatan global, yang mencapai USD 817 miliar pada tahun 2022, diproyeksikan akan tumbuh menjadi USD 1,3 triliun pada tahun 2025, menunjukkan permintaan yang kuat untuk pengalaman transformatif ini.

Retret yang berfokus pada komunitas dan penekanan kuat pada gaya hidup organik serta berkelanjutan juga menjadi ciri khas. Para pelancong mendambakan pengalaman yang tidak hanya menyegarkan tubuh dan pikiran, tetapi juga menumbuhkan rasa keterhubungan dengan alam dan sesama. Konsep 'makan dari kebun ke meja' (farm-to-table) dan praktik ramah lingkungan semakin menjadi daya tarik utama, sejalan dengan kesadaran global akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan kesehatan pribadi.

Menurut laporan, 52% pelancong Amerika bersedia membayar lebih untuk liburan yang dirancang khusus untuk memperpanjang usia dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Ben Harrell, Managing Director Booking.com di AS, mengamati bahwa liburan kini berkembang menjadi "perjalanan yang meningkatkan kualitas hidup" melampaui sekadar relaksasi, di mana pelancong mencari "program yang menggantikan perbaikan sementara dengan revitalisasi yang lebih dalam." Longevity travel bukan sekadar tren liburan; ini adalah perwujudan dari keinginan manusia untuk hidup lebih baik dan lebih lama, memadukan kearifan kuno, inovasi ilmiah, dan komitmen terhadap keberlanjutan.

Sumber-sumber

  • Woman and Home Magazine

  • National Geographic

  • Moneycontrol

  • Travel And Tour World

  • Condé Nast Traveller

  • Condé Nast Traveler

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.