Estonia terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin global dalam keberlanjutan lingkungan dan pariwisata ramah lingkungan. Negara ini menduduki peringkat teratas dalam Indeks Kinerja Lingkungan (EPI) untuk tahun 2025 dengan skor 75,7, sebuah pengakuan atas kemajuan signifikan dalam mengurangi dampak lingkungan, termasuk penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 40% dalam dekade terakhir. Transisi strategis dari pembangkit listrik tenaga serpih minyak ke sumber energi yang lebih bersih menjadi pendorong utama pengurangan emisi ini. Estonia menargetkan sektor energi dan transportasi publik yang netral karbon pada tahun 2040. Hingga akhir 2024, 63% produksi listrik negara berasal dari sumber energi terbarukan, menempatkannya di antara lima negara teratas Uni Eropa dalam kapasitas energi terbarukan, didukung oleh proyek-proyek seperti pembangkit listrik tenaga angin Sopi-Tootsi dan Taman Surya KC Pihlaka.
Bagi wisatawan yang mencari pengalaman sadar lingkungan, Estonia menawarkan perpaduan pesona sejarah dan keberlanjutan modern. Ibu kota, Tallinn, memikat dengan Kota Tua abad pertengahan yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Di luar kota, lanskap alam Estonia yang luas menarik para ekowisatawan. Taman Nasional Lahemaa, yang diakui oleh Federasi EUROPARC karena pariwisata alamnya yang berkelanjutan, menawarkan kesempatan eksplorasi di hutan, lahan basah, dan keanekaragaman hayati yang kaya. Kegiatan seperti mendaki, mengamati burung, dan kayak sangat populer, dengan penekanan kuat pada konservasi. Ketersediaan pondok ramah lingkungan dan hotel hijau semakin memudahkan pengunjung untuk meminimalkan jejak ekologis mereka. Dedikasi Estonia terhadap keberlanjutan lingkungan, ditambah dengan warisan budayanya yang kaya, menjadikannya tujuan teladan. Partisipasi negara ini dalam program Green Destinations internasional, dengan beberapa lokasinya diakui dalam daftar TOP 100 tujuan berkelanjutan, semakin menggarisbawahi pendekatan holistiknya terhadap keberlanjutan.